Pengadilan Terakhir

0
Ilustrasi - Palu di pengadilan by ist

Puncta 19.02.24
Senin Prapaskah I
Matius 25: 31-46

KITA semua pada akhirnya harus menghadapi kematian. Pada saat itu kita akan diadili sesuai dengan perbuatan kita. Yesus, Sang Anak Manusia akan menjadi pengadil bagi semua manusia.

Dalam pengajaran-Nya Yesus menjelaskan kepada murid-murid-Nya bahwa semua bangsa akan datang kepada-Nya dan Dia akan memisahkan mereka seperti Gembala memisahkan domba dari kambing.

Domba-domba akan ditempatkan di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing berada di sebelah kiri-Nya. Masing-masing akan diberi anugerah sesuai dengan perbuatannya.

Orang-orang yang melakukan kebaikan diumpamakan seperti domba-domba. Sedang mereka yang melakukan kejahatan akan digiring ke penghukuman seperti kambing-kambing.

Dasar dari penghakiman itu adalah perbuatan kita sendiri. Apakah kita berbuat baik atau tidak? Khususnya kepada mereka yang menderita, lapar, haus, telanjang, tidak punya papan, orang sakit, orang-orang miskin, lemah dan tersingkir.

Dasar yang kedua adalah tindakan kasih itu dilakukan tanpa pamrih, tanpa mengharap balasan atau pujian. Orang-orang itu bertanya, “Bilamanakah kami melihat Engkau lapar, haus, telanjang, sakit atau sedang dalam penjara?”

Kita tidak menyadari bahwa kebaikan kepada orang kecil ternyata itu sama dengan berbuat baik untuk Tuhan.

Hal yang sama juga sebaliknya, jika kita tidak berbuat sesuatu untuk orang-orang kecil, miskin, lemah dan menderita, hal itu juga tidak kita lakukan untuk Tuhan.

Hal itu berarti kita harus pandai menggunakan kesempatan untuk melakukan kebaikan. Jangan membuang kesempatan untuk berbuat baik. Hati harus diasah agar peka melihat penderitaan orang lain.

Lagu Hidup Ini adalah Kesempatan mengingatkan kita agar kesempatan atau waktu hidup kita sungguh-sungguh kita gunakan untuk berbuat baik agar dapat menjadi berkah bagi orang lain.

Marilah kita gunakan kesempatan hidup ini untuk berbuat baik, menjadi berkat khususnya bagi mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel.

Memang kebaikan itu bukan pertama-tama untuk mencari surga, tetapi melulu demi kebahagiaan sesama. Bisa membuat bahagia orang itu rasanya sudah seperti di surga. Maka kalau bisa masuk surga itu adalah bonusnya.

Ada rumah sakit jiwa membuka pintunya,
Untuk yang habis modal tidak dapat suara.
Berbuat baik untuk orang yang menderita,
Membuat hati kita bahagia tiada batasnya.

Cawas, teruslah berbuat baik
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version