Penghakiman Akhir Zaman

0
Akhir Zaman
  • Bacaan 1: Im. 19:1-2,11-18
  • Injil: Mat. 25:31-46

Dalam agama Katolik, berbicara tentang akhir zaman adalah berbicara tentang kedatangan Tuhan Yesus untuk kedua kalinya ke bumi. Tuhan Yesus datang pertama kali ke dunia dalam kesederhanaan, yang kita rayakan setiap Hari Natal. Namun, kondisi yang berbeda saat Ia datang untuk yang kedua kalinya, pada akhir zaman nanti.

Tuhan Yesus hadir sebagai Sang Hakim Agung, yang akan mengadili setiap orang.

“Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.

  • Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan
  • Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
  • dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.”

Domba melambangkan orang-orang yang setia dan melakukan kehendak Tuhan (Hukum Kasih), sementara kambing melambangkan mereka yang tidak peduli pada ajaran-Nya.

Maka Allah berfirman kepada Bangsa Isarel sebagai “Bangsa Terpilih” melalui Nabi Musa. Agar mereka menjaga kekudusan sama seperti Allah yang kudus melalui segala perbuatan baik kepada sesamanya:

  • Janganlah mencuri.
  • Janganlah berbohong atau berdusta.
  • Jangan bersumpah dusta demi nama-Ku.
  • Jangan memeras sesamamu manusia, merampas dan menahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya.
  • Jangan mengutuki orang tuli dan menjadi batu sandungan bagi orang buta.
  • Jangan berbuat curang dalam peradilan dan membela secara tidak adil.
  • Jangan menyebarkan hoaks.
  • Janganlah mengancam hidup sesamamu manusia.
  • Jangan membenci saudaramu.
  • Janganlah engkau mendatangkan dosa bagi dirimu.
  • Jangan menuntut balas dan mendendam, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.

Demikianlah Firman-Nya.

Pesan hari ini

Penghakiman akhir zaman mengajarkan bahwa iman Kristus yang sejati, tidak hanya dalam kata-kata namun harus diwujudkan dalam tindakan nyata.

Mengasihi Allah yang tidak bisa kita lihat, diwujudkan dalam kepedulian (mengasihi) sesama yang bisa kita lihat. Terutama kepada mereka yang paling hina, sebab Tuhan hadir dalam diri orang-orang paling hina.

“Hidup adalah seni mencintai. Mencintai adalah seni kepedulian. Peduli adalah seni berbagi dan berbagi adalah seni hidup.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version