Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Renungan Harian Pengharapan di Tengah Kegelapan

Pengharapan di Tengah Kegelapan

0
Ilustrasi: Mekarnya Warna-warni Bunga Harapan (Romo Mudji Sutrisno SJ)

Kamis 18 Juli 2024.

  • Yes 26:7-9.12.16-19;
  • Mzm 102:13-14ab.15.16-18.19-21;
  • Mat 11:28-30

TIDAK ada yang bilang menjalani hidup ini mudah. Hidup memang berat. Namun, selalu ada cara agar kita bisa menapaki setiap perjalanan dari kehidupan kita.

Dalam proses perjuangan hidup, banyak sekali hambatan dan rintangan yang dapat membuat kita merasa lelah dan putus asa.

Sebagai manusia, sudah kodrat kita untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup. Meski begitu, ada beberapa dari kita yang merasa setelah bekerja keras, masih jauh dari tujuan hidupnya. Hidup terasa berat karena sekeras apa pun berusaha, keberhasilan tak kunjung hadir.

Komitmen dan determinasi untuk bangkit lagi, itulah yang membuat kita menjadi manusia-manusia tangguh dan pemberani dalam mengarungi sulitnya kehidupan. Selalu ada harapan bahwa semua akan indah pada waktunya.

“Hidup ini bagai nano-nano, aneka warna dan rasa ada,” kata seorang ibu.

“Kalau hari ini saya bisa berdiri di sini dikelilingi oleh anak dan cucu dalam suasana yang indah dan membahagiakan, semuanya ini adalah berkat kasih dan kemurahan Allah.

Saya mau melihat ke depan dengan rasa syukur dan terimakasih bukan berpangku pada masa gelap dan berat di masa lampau. Semua beban derita dan kepahitan sudah saya telan dalam hidup ini, dan saya lupakan. Hanya pada Tuhan saya melihat makna dari semua derita yang pernah kami alami,” syering ibu itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,” Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”

Kasih Allah bagi orang yang lemah dan berbeban berat adalah seperti air yang mengalir dalam gurun kehausan. Ia melingkupi dengan kelembutan, memberi kekuatan di saat kelemahan puncak, dan memberi pengharapan di tengah kegelapan.

Kasih-Nya tak pernah putus, tak pernah lelah, dan tak pernah berkurang walau sebesar apapun beban yang kita pikul. Dalam kasih-Nya, kita menemukan ketenangan bahwa kita tidak sendiri, bahwa ada tangan yang siap mengangkat kita di saat kita tak mampu berjalan sendiri.

Tuhan Yesus secara pribadi mengundang kita yang merasa terbebani oleh kehidupan ini. Undangan menegaskan bahwa Tuhan Yesus peduli terhadap setiap orang secara pribadi dan ingin memberikan kelegaan kepada kita.

Tuhan Yesus menjanjikan istirahat bagi jiwa-jiwa yang datang kepada-Nya. Istirahat ini tidak hanya fisik, tetapi juga spiritual dan emosional.

Ketika kita datang kepada Yesus, kita dapat menemukan ketenangan sejati yang hanya Dia yang dapat memberikan kepada kita. Tuhan ingin melepaskan ketegangan dan kegelisahan yang kita alami.

Yesus mengajak kita untuk mengambil kuk yang-Nya. Kuk yang digunakan dalam konteks ini adalah alat yang digunakan untuk mengarahkan arah binatang yang digunakan untuk membajak.

Ketika kita mengambil kuk Kristus, kita mengakui kepemimpinan dan kuasa-Nya atas hidup kita. Ini adalah panggilan untuk hidup dalam ketaatan kepada-Nya dan mengikuti kehendak-Nya.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah yang menjadi beban dalam hidupku saat ini?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version