Desa yang terletaK di bawah kaki gunung Mutis yang memiliki 8 sumber mata air yang besar ini masih dikatakan terpencil dan jauh dari kota mengingat akses transportasi ke desa Naekake berupa jalan raya masih rusak cukup parah dan berbatu. Ironisnya pula, desa Naekake yuang terletak dibawah kaki gunung Mutis yang terkenal dengan sumber air yang sempat dijadikan iklan air oleh Aqua ini masih mengalami kendala air bersih. 8 sumber mata air ini terdiri dari 5 sumber mata air bagi warga di dua kabupaten tetangga yakni Timor Tengah Selatan (TTS) dan kabupaten Kupang serta 3 sumber mata air bagi warga kabupaten TTU yakni sumber mata air Keba, Oemamoit dan Naanin.
Dalam kegiatan pengobatan gratis di wilayah desa Naekake yang terletak di batas kedua negara ini ditemukan sejumlah penyakit yang cukup serius yang dialami oleh warga Naekake seperti batuk, pilek, malaria, katarak dan penyakit mata serta penyakit kulit yang cukup parah seperti kudis dan gatal-gatal yang disinyalir disebabkan oleh kondisi air yang kurang higienis.
Camat Mutis, Feliks Banase SE dalam penuturannya mengungkapkan masalah kesehatan yang dialami oleh warganya “masalah kesehatan diwilayah perbatasan ini paling besar adalah ketersediaan air bersih yang belum memadai. Masyarakat desa Naekake B dan Noelelo belum menikmati air bersih karena tahun 2009 lalu sudah ada program dari departemen sosial untuk komunitas adat dan daerah terpencil dengan membangun sarana air bersih di sumber mata air Keba” ungkap camat yang pernah bekerja di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten TTU selama 5 tahun. Ia menambahkan pula bahwa program tersebut tidak berhasil dan mubazir karena setelah selesai dibangun hanya berjalan berjalan beberapa bulan dan akhirnya macet.
Sumber mata air keba yang didistribusikan ke warga Naekake B dan desa Noelelo memiliki debit air yang besar yakni 300 liter/ detik yang dibangun oleh pemerintah pusat melalui departemen sosial pada tahun 2009 yang menelan biaya sekitar 1, 3 miliar. Pembangunan sarana air di sumber mata air Keba ini tanpa didukung pipa penyangga, reservoir dan brongkap dan hanya menggunakan pipa berukuran 1 setengah dim. Secara teknis perlu penggunaan pipa yang berukuran 4 dim karena debit air besar, reservoir, pipa penyangga dan brongkap. Sementara itu, sumber matai air Oemamoit yang didistribusikan ke desa Naekake A memiliki debit 50 liter/ detik. Namun dari pengakuan warga setempat bahwa kondisi air terkadang kotor tetapi mau tidak mau warga harus mengkonsumsi air untuk menyambung hidupnya.
Penyakit kulit kronis
Dalam pengobatan ini ditemukan pula berbagai jenis penyakit kulit yang diderita oleh anak-anak dan orang tua selain penyakit batuk, pilek, malaria, penyakit mata dan maag kronis. Indikasi dari penyakit kulit berupa gatal-gatal, berair hingga luka dan menyebar disekujur tubuh.
Agustinus Benu salah seorang kepala keluarga yang mengantarkan anaknya yang menderita penyakit kulit yang cukup kronis mengatakan “anak saya menderita penyakit kulit ini sejak seminggu lalu dan penyakit ini menyebar yang ditandai dengan bercak merah, gatal dan bernanah. Saya yakin kondisi air yang kurang sehat. Oleh karena itu, saya berharap perlu perhatian dari pemerintah terhadap masalah air bersih diwilayah desa Naekake yang berbatasan dengan Timor Leste” ungkap ayah dari Raimundus Benu ini.
Wilayah kecamatan Mutis kabupaten TTU memiliki 4 desa yang secara geografis berbatasan langsung dengan distrik Oecussi Timor Leste(wilayah Enclave) yakni desa Tasinifu, desa Naekake A dan B serta desa Noelelo dengan jumlah penduduk 1.738 KK dari 7.627 jiwa dengan wilayah topografi yang berbukit-bukit. Sementara itu desa Naekake sendiri memiliki penduduk sebanyak 425 KK dari 1665 jiwa. Kecamatan Mutis memiliki luas wilayah 70,5 km2 ini memiliki 10 SD, 3 SMP dan 1 SMA serta fasilitas kesehatan seperti sebuah Puskesmas dan 4 Pustu. Wilayah perbatasan dijaga oleh tentara dari kesatuan Yonif 321 pada 2 pos penjagaan yakni pos Oelbinose dan pos penjagaan Aplal.
Pada setiap hari kamis yang merupakan hari pasar batas, warga dari Oecussi selalu datang ke Naekake untuk mengikuti pasar batas dengan melapor diri pada pos jaga atau kantor camat lalu setelah itu setelah pasar bubar warga Oecussi kembali ke Oecussi. Warhga desa Naekake memiliki hubungan kekeluargaan serta kekerabatan dengan warga Oecussi yang cukup tinggi.
Wilayah desa Naekake ini masuk dalam wilayah paroki St. Bernardus Naekake yang merupkan pemekaran dari paroki Eban. Dalam pengobatan gratis oleh Yayasan Felix Maria Go ini selain dihadiri oleh putra-putri alm bapak Felix Go yang berdomisili di Kefamenanu, namun juga dihadiri oleh 3 orang Pastor yakni Rm. Aloisius Kosat Pr selaku pastor kepala dekenat Timor Tengah Utara (TTU) dan juga sebagai dewan pengawas Yayasan Felix Maria Go, Rm. Gerardus Bani pastor paroki St. Bernardus Naekake dan P. Karni Doman SVD pastor pembantu paroki Eban.
Kredit foto : Fransiskus Pongky Seran