Home BERITA Pentingnya Katekese Doa untuk Anak-anak

Pentingnya Katekese Doa untuk Anak-anak

0
Ilustrasi: Mengajari anak berdoa sejak kecil adalah tugas mulia setiap orangtua Katolik dalam keluarga. (FX Juli Pramana)

DOA merupakan nafas iman. Kebiasaan doa perlu ditanamkan pada anak. Pengetahuan iman akan doa seperti yang terdapat dalam Katekismus Gereja Katolik perlu diliterasikan sebagai literasi iman pada umat dalam konteks Formatio Iman Berjenjang (FIB).

Harapannya tumbuh penghayatan akan doa. Media pewartaan digital sangat membantu membagikan isi Katekismus Gereja Katolik sebagai bahan literasi iman akan doa pada umat.

Katekese doa bagi anak

Penerimaan komuni pertama merupakan waktu dan kesempatan khusus untuk mendampingi iman anak.

Pada waktu persiapan penerimaan komuni, anak-anak didampingi. Agar mereka mengenal pengetahuan dan sikap iman tentang sakramen-sakramen, tata perayaan ekaristi, tata gerak pada saat perayaan ekaristi, mengenal Kitab Suci, Pengakuan Dosa.

Juga agar mereka semakin mengenal Allah, diri sendiri, keluarga, dan lingkungan Katolik. Selain itu, anak-anak juga diberi pelajaran tentang doa.

Pada umumnya, pelajaran tentang  doa Katolik yang diberikan anak-anak calon penerima komuni. Terdiri dari doa-doa harian Katolik, doa tobat, doa devosi pada pada Tubuh dan Darah Kristus juga devosi pada Bunda Maria, serta doa pribadi.

Tata cara sikap doa secara pribadi juga dikenalkan kepada anak-anak. Meskipun tidak ada pedoman sikap doa pribadi dalam tata gerak dan sikap tubuh dalam doa Katolik, namun anak-anak diajak membiasakan diri untuk melakukan sikap doa yang baik dan pantas saat berdoa.

Katekese mengajari berdoa kepada anak-anak.

Menumbuhkan kebiasaan doa bagi anak

Pelajaran tentang doa yang diberikan katekis atau guru agama pendamping Komuni Pertama, akan membuahkan hasil yang baik bagi anak-anak untuk memiliki kebiasaan doa.

Juga bertekun dalam doa dan mengikuti ibadat maupun ekaristi, jika orangtua dalam keluarga juga ikut mendampingi anak.

Keluarga menjadi tempat dan suasana yang memungkinkan anak menyadari dan menemukan keheningan untuk berdoa. Peran orangtua dalam menumbuhkan kebiasaan anak memiliki kebiasaan dan ketekunan berdoa.

Menjadi refleksi bagi umat dewasa dan orangtua ikut mendampingi cara berdoa anak sehingga bisa dihilangkan ungkapan doa: “Doa yang jauh dari sempurna ini…”

Atau ungkapan doa yang memohon kepada  Bunda Maria untuk mengabulkan doa yang tidak tertuju pada Allah Bapa.

Katekese doa dalam kehidupan Kristiani

Kutipan beberapa hal tentang doa dari Katekismus Gereja Katolik.

2559: “Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik”. 

Kerendahan hati adalah dasar doa, karena “Kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa.” (Rm 8:26).  

Supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati: “Di depan Allah, manusia adalah seorang pengemis.”

2621: … Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa dengan hati yang bersih, dengan iman yang hidup dan tabah, serta dengan keberanian seorang anak.

Ia meminta dengan sangat, supaya berwaspada dan mengundang mereka untuk menyampaikan permohonannya kepada Allah dalam nama-Nya. Yesus Kristus sendiri mengabulkan permohonan- permohonan yang disampaikan kepada-Nya.

2680: Doa terutama ditujukan kepada Bapa dan juga kepada Yesus, teristimewa dengan menyerukan nama-Nya yang kudus: “Yesus, Kristus, Putera Allah, Tuhan, kasihanilah kami orang berdosa.”          

2752: Doa mengandaikan satu usaha dan satu perjuangan melawan diri kita sendiri dan melawan tipu muslihat penggoda.

Perjuangan doa tidak dapat dipisahkan dari “perjuangan rohani” yang perlu, supaya dengan kemantapan batin, kita dapat bertindak dalam Roh Kristus: kita berdoa sebagaimana kita hidup, dan kita hidup sebagaimana kita berdoa.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version