[media-credit name=”reynold/thejakartapost” align=”alignleft” width=”600″]
Mungkin banyak orang kurang menyadarinya, karena manusia hidup di atas tanah.
Setiap hari memijak tanah. Setiap hari bersentuhan dengan tanah. Jadi tidak begitu dirasakan atau disadari kehadirannya. Orang baru menyadari tanah begitu penting dalam hidupnya, ketika tempat tinggalnya atau bidang tanah miliknya diperkarakan orang lain. Orang lalu mulai mempertahankan tanah miliknya dengan berbagai cara. Bahkan kalau toh harus menumpahkan darah, ia rela melakukannya.
Dalang bertubuh subur, Ki Slamet Gundono (45), tak pernah berhenti mengeksplorasi wayang. Setelah melahirkan wayang buling, wayang nglindur, dan wayang suket, ia pentaskan wayang tanah di Padepokan Lemah Putih, Solo, Jawa Tengah, Rabu tanggal 31 Maret 2010 lalu.
Tentang hal ini ia berkata, ”Melalui anasir-anasir yang ada di alam, seperti suket (rumput), api, udara, dan tanah, saya memasuki dunia wayang.”
Dalam wayang tanah, ”panggung”- nya justru di dalam tanah sedalam 1,5 meter dan seluas 25 meter persegi. Di dalam tanah galian itu, Slamet bersama Suprapto Suryodarmo, penari Agus Mbendol, Liling, Waluyo Sastrosukarno, dan Komunitas Wayang Suket berkolaborasi memaknai tanah dalam kehidupan manusia.
Tema yang dia angkat adalah ”Sinta (Jahitan Tanah)”. Sinta adalah titisan Dewi Widowati dan simbol kesuburan tanah. Slamet membuat Sinta dari lempung dan di akhir pentas, lubang tanah galian ditimbun lagi. Sinta dari lempung dan wayang kulit ditancapkan di atasnya dan ibu-ibu petani warga Sikep, Sukolilo, Pati, menanaminya kembali.
Lewat wayang tanah, ia mengingatkan bahwa manusia berasal dari tanah dan kembali ke tanah, sekaligus besarnya ”kuasa tanah” dalam hidup manusia.
Sahabat, ketika manusia menyadari kehadiran tanah atau alam dalam hidupnya, manusia akan berusaha untuk melestarikannya. Atau paling kurang manusia berusaha untuk menghargai kehadiran tanah itu dalam hidupnya.
Film Water World melukiskan manusia yang kehilangan tanah. Dunia hanya dipenuhi dengan air. Di saat seperti itu, manusia merasakan betapa bergunanya tanah dalam hidupnya. Manusia tidak bisa hidup tanpa tanah.
Manusia lantas mencari daratan atau tanah untuk dapat berpijak. Manusia mencari tanah untuk menumbuhkan tanaman dan pepohonan. Hal ini dilakukan karena manusia sangat membutuhkan tanah untuk melangsungkan hidupnya.
“Tuhan telah menyerahkan tanggung jawab untuk melestarikan dan menyelamatkan tanah ke tangan manusia.”
Tuhan telah menciptakan tanah untuk kehidupan manusia. Tuhan memberi kepada manusia kuasa untuk mengelolanya. Namun sering manusia menyalahgunakan kuasa itu dengan membumihanguskan tanah. Manusia kurang puas dengan tanah yang telah dipercayakan kepadanya. Atau manusia mengeksploitasi tanah secara berlebihan untuk kebutuhan dirinya sendiri.
Karena itu, manusia harus sadar bahwa dirinya berasal dari tanah. Tuhan telah menciptakan manusia itu dari tanah. Tuhan telah menyerahkan tanggung jawab untuk melestarikan dan menyelamatkan tanah ke tangan manusia.
Untuk itu, manusia mesti selalu berusaha untuk memelihara tanah. Apa yang dilakukan oleh dalang Ki Slamet Gundono merupakan salah satu cara untuk menyadarkan manusia akan pentingnya tanah bagi hidup manusia.
Mari kita berusaha untuk menyadari pentingnya tanah bagi hidup kita. Mengapa? Karena setelah menggunakan tanah untuk kebahagiaan hidup kita, kita akan kembali ke tanah yang sama. Tuhan memberkati.