Home BERITA Penuntun

Penuntun

0
Ilustrasi - Lampu dian terangi kegelapan. (Ist)

Renungan Harian
11 Agustus 2021
PW. S. Klara, Perawan

Bacaan I: Ul. 34: 1-12
Injil: Mat. 18: 15-20
 
SAYA senang mendengarkan lagu anak-anak dengan judul Jasamu Guru ciptaan M. Isfanhari.

Syair lagu sederhana, namun amat bagus mengungkapkan jasa para guru.

Syair lagu itu sebagai berikut:

Kita jadi bisa menulis dan membaca karena siapa
Kita jadi tahu beraneka bidang ilmu dari siapa
Kita jadi pintar dibimbing pak guru
Kita bisa pandai dibimbing bu guru
Gurulah pelita penerang dalam gulita jasamu tiada tara.

 
Dalam rekoleksi para guru Inpres yang berkarya di wilayah Keuskupan Bandung, para guru berbagi kisah tentang pergulatan mereka menjadi guru di daerah yang sama sekali baru bagi mereka.

Pergulatan mereka bukan hanya soal pergulatan dalam tugas merek sebagai pendidik namun juga pergulatan seluruh hidup mereka.
 
Pergulatan yang tidak mudah, harus berjuang di tanah asing sebagai orang asing, sehingga bisa diterima oleh masyarakat di tempat tugas dan akhirnya menjadi bagian dari masyarakat setempat.

Pergulatan lebih berat adalah pergulatan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari yang tidak mudah.

Gaji yang diterima tidak besar dan itu pun sering kali diterima terlambat belum lagi adanya potongan-potongan iuran ini dan itu. Masih lagi bergulat untuk menghidupi imannya.

Mereka tidak jarang di tempat itu hanya satu-satunya yang beragama Katolik. Untuk bisa ikut ekaristi, harus pergi ke kota dengan biaya yang tidak sedikit.
 
Namun dibalik kisah-kisah yang menyedihkan ada banyak kisah kebahagiaan dan kebanggaan para guru itu.

Kebahagiaan dan kebanggaan mereka karena mereka bisa mendidik generasi masa depan. 

Kebahagiaan dan kebanggaan mereka manakala mereka melihat anak didiknya berhasil dalam kehidupan.

Saat mereka kembali bertemu dengan anak didiknya yang sudah berhasil dan kembali untuk mengucapkan terimakasih, itu adalah hadiah terindah yang dirasakan para bapak ibu guru itu.
 
Para guru itu tidak merasakan dan tidak menikmati hasil kesuksesan para peserta didiknya, Namun mereka bahagia dan bangga bisa menjadi bagian yang menghantar anak didiknya mencapai kesuksesan.

Para guru sudah bahagia melihat dari jauh atau mendengar tentang kesuksesan anak didiknya.

Para guru ini menjadi penuntun sebuah generasi untuk menggapai kesuksesan hidup.

Mereka sungguh-sungguh pelita penerang dalam gulita.

Jasa mereka luar biasa.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Kitab Ulangan, Musa memandang Tanah Terjanji. Namun dirinya tidak pernah masuk dan menikmati Tanah Terjanji.

Musa hanya menuntun umat Israel keluar dari Mesir menuju tanah terjanji tanpa masuk ke tanah terjanji itu.

“Engkau boleh melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana.”
 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version