Penyambung Lidah Rakyat

0

Bacaan 1: Am 3:1-8; 4:11-12

Injil: Mat 8:23-27

Bangsa Indonesia memiliki Presiden Pertama, yaitu bapak Ir. Soekarno. Banyak sekali gelar-gelar kehormatan beliau terima karena kedudukannya sebagai Presiden Indonesia. Namun hanya ada satu gelar yang beliau inginkannya:

”Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat.”

Beliau berpesan agar gelar tersebut dituliskan pada batu nisannya daripada gelar-gelar yang lain. Sebab, gelar-gelar mentereng lainnya itu bukan merupakan tujuannya namun harus diterima karena kedudukannya sebagai Presiden Republik Indonesia.

Batu nisanku jangan diberi tulisan,

“Disini dikuburkan Paduka Yang Mulia (atau Tuan Besar) Presiden Republik Indonesia Sukarno”.

Namun tuliskan,

“Disini dikuburkankan Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.” Demikian pesannya.

Dalam Perjanjian Lama kita sering membaca kisah-kisah pembinasaan manusia dan penghukuman Allah kepada bangsa Israel karena mereka sering memberontak dan tidak taat kepada-Nya. Padahal Allah adalah kasih, namun kasih Allah juga tidak bisa dipisahkan dari keadilan dan penghukuman.

Nabi dalam Kitab Suci dikenal sebagi “Penyambung Lidah Allah” sebab ia menyuarakan sabda-Nya yang dinubuatkan kepada umat manusia. Allah mengutus Nabi Amos untuk mengingatkan “umat pilihan-Nya”, yaitu Bangsa Israel sebelum menjatuhkan hukuman atas ketidaktaatan mereka pada-Nya.

“Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu karena segala kesalahanmu.”

Sebuah sabda yang menyatakan bahwa Bangsa Israel begitu Istimewa bagi-Nya, karena mereka telah dipilih dan akan diutus sebagai “terang bagi bangsa-bangsa” untuk mengenalkan Allah.

Bangsa itu telah diingatkan lewat perumpamaan-perumpamaan yang mengandung hukum sebab-akibat:

  • Singa mengaum
  • Tentang burung jatuh karena jerat
  • Membingkasnya tanah
  • Tiupan sangkakala
  • Malapetaka

Namun semuanya itu tak membuat mereka bertobat dan berbalik kepada-Nya.

Dalam penghukuman-Nya, Allah tetap menunjukkan belas kasih. Dia mengingatkan terlebih dahulu agar manusia menyadari kesalahannya. Sejatinya karena kasih-Nya, Allah tak ingin menghukum manusia.

Tuhan Yesus turun ke dunia sebagai Allah yang berinkarnasi sebagai Manusia. Dia menyuarakan kasih Bapa-Nya bahwa karena kasih-Nya, maka Ia tidak akan membiarkan manusia celaka.

Itulah yang diminta Allah, yaitu percaya kepada-Nya.

“Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?”

Tegur-Nya kepada para murid saat bahteranya dihantam badai di Danau Galilea. Mereka masih takut binasa, padahal saat itu sedang bersama Sang Putera Allah dalam satu bahtera.

Pesan hari ini

Dengarkan sabda-Nya melalui Kitab Suci sebagai “Penyambung Lidah Allah” dan percayalah kepada Tuhan Yesus bahwa Dia-lah Allah Putera.

“Dalam hal prinsip, berdiri seperti batu. Dalam hal komitmen, berenanglah dengan arus.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version