Puncta 22 Agustus 2024
PW St. Perawan Maria Ratu
Lukas 1: 26-38
PUTERI DIANA yang meninggal 31 Agustus 1997 dalam kecelakaan mobil di Pont de Alma Paris dikenal banyak melakukan kegiatan sosial untuk menolong orang miskin di Afrika.
Dia juga mengunjungi penderita AIDS dan menolong korban perang di Angola dan di belahan dunia lainnya.
Diana juga terkenal akan kepeduliannya terhadap anak-anak terlantar dan berbagai isu global lainnya yang terkait dengan kemanusiaan.
Ketulusan hati yang dimiliki Diana membuat banyak orang terinspirasi. Dia menjadi idola banyak orang dan dijuluki The People’s Princess.
Kematiannya hampir berbarengan dengan peraih nobel perdamaian yakni Suster Teresa dari Kalkuta. Pemakaman Diana berlangsung di Westminster Abbey pada tanggal 6 September 1997.
Mother Teresa meninggal pada 5 September tahun yang sama. Mengapa justru Mother Teresa yang memperoleh hadiah Nobel, dan bukan Diana, Princess of Wales?
Karena Diana, setelah membantu orang miskin kembali ke kerajaan menjadi ratu dengan segala kemegahannya.
Sedang Mother Teresa tetap menjadi orang miskin dan hidup di tengah-tengah kaum miskin di India. Penghormatan dunia pada Mother Teresa karena kesetiaannya menjadi orang kecil dan miskin dan menderita.
Hari ini kita merayakan St. Perawan Maria Ratu. Kemuliaannya sebagai ratu bukan karena Maria berasal dari lingkungan kerajaan. Bukan seperti Puteri Diana yang Princess of Wales. Status ratu yang dikenakan pada Maria justru karena hatinya yang mulia dan setia pada kehendak Allah.
Seperti Mother Teresa yang dimuliakan dengan pengakuan Nobel oleh dunia, Maria diberi gelar sebagai Ratu karena keteladannya dalam memenuhi kehendak Allah.
Iman ini melanjutkan dogma Maria diangkat ke surga. Maria dimuliakan dengan statusnya sebagai ratu karena imannya yang dalam, hidupnya yang setia dan hatinya yang tegar. Hidup Maria bisa menjadi teladan orang beriman.
“Per Mariam ad Iesum” melalui Maria, kita sampai kepada Yesus. Marilah kita meneladan iman Maria, menapaki jalan Tuhan dengan tekun, setia dan rendah hati.
Dari Wonosari menuju ke Wonogiri,
Sama-sama Wono tapi lebih berseri.
Maria yang setia dan rendah hati,
Ajari kami setia sampai saat mati.
Wonogiri, Doakanlah kami ya Maria
Rm. A. Joko Purwanto, Pr