Kedua, Yesus sebagai Putra Allah tidak dibatasi oleh peraturan-peraturan manusiawi, seberapa pun tingginya. Hanya ada satu hukum utama ialah kasih. Allah adalah kasih itu, maka Ia pun tidak mungkin mengingkari hakikat diriNya. Setiap peraturan ada untuk mengabdi pada hukum yang utama itu.
Ketika Saul tidak lagi mengabdi Allah dengan benar, tetapi lebih mengabdi kepentingannya sendiri, Allah menolak dia sebagai raja dan menggantikannya dengan Daud. Allah menjatuhkan pilihan kepada Daud, bukan kepada anak-anak Isai yang lain. Allah melihat hati manusia, sedangkan manusia melihat apa yang ada di depan mata atau tampilan luar. Kaum Farisi mementingkan praktik luaran, tetapi melupakan prinsip cintak kasih dan kedalaman hati.
Kitapun diajak untuk merefleksikan panggilan kita sendiri dan keterpilihan kita oleh Allah untuk mengabdi pada Dia dan cinta kasihNya. Allah mengkhususkan kita untuk tugas khas yang dipercayakanNya kepada kita.
Tuhan Allah yang mahabaik, mampukanlah aku untuk mengabdi Engkau sepenuh hati dan untuk memenuhi panggilan menjadi pelaku cinta kasih. Amin.