BALAI Berkuak ini lokasinya sejauh hampir 7-8 jam perjalanan dari Ketapang, ibukota Kabupaten Ketapang. Namun tempat ini malah bisa dijangkau lebih singkat dari Pontianak: hanya sekitar 4-5 jam perjalanan dengan kendaraan roda empat.
Sr. Wilhelmina OSA, guru dan pembina Panti-Asrama Santa Theresia Lisieux di Balai Berkuak, sama sekali tak pernah menyangka dirinya sampai “disapa” oleh Tim Baksos Panitia Natal Nasional 2020.
Ia heran sekaligus senang hati, ketika panti asuhan binaan suster biarawati Kongregasi Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA) masuk daftar calon penerima manfaat paket bantuan sembako.
Ketika semua paket bantuan itu akhirnya benar-benar tiba di panti-asrama binaannya, maka Sr. Wilhelmina OSA ini sampai tak kuasa berlama-lama menyimpan rasa sukacitanya.
“Terimakasih sekali untuk Panitia Natal Nasional 2020. Kami yang berada di kawasan terpencil di Kalbar sudah disapa dan diberi bantuan sembako,” ujar suster biarawati OSA yang pernah mengampu menjadi guru di pedalaman Menyumbung dari kejauhan.
Sr. Siwi SdC, pemimpin Kongregasi Soeurs de la Charité de Sainte Jeanne Antide Thouret (SdC) di Sintang, Kalbar, juga bersorak sukacita.
“Kami, Panti-Asrama Santa Yohana Antida di Sintang, Kalbar, mengucapkan terima kasih kepada Tim Baksos Natal Nasional 2020 yang telah membagi paket kasih Natal. Paket kiriman batuan sembako telah kami terima Rabu, 23 Desember, pukul 20.00,” tulis suster biarawati SdC asal Banyuwangi, Jatim, kepada Sesawi.Net, Rabu malam lalu.
Gejolak sukacita yang sama juga diamini oleh Sr. Kristina Sinaga OSF dari Panti Asuhan Kinderdorf Santo Antonius Hiliweto Gido di Gunungsitoli, Nias, Sumut.
Ia sama sekali tak menyangka Tim Baksos Panitia Natal Nasional 2020 sampai berhasil mendeteksi dan mengenali keberadaan panti binaan Kongregasi Suster OSF Sibolga dan kemudian mengirim kepada mereka sejumlah bantuan paket sembako.
Ia merasa terharu atas perhatian dari “Jakarta” ini.
Pun pula inilah yang telah dialami Sr. Leony FCJM dari Panti Rehabilitasi Difabel Yayasan Harapan Jaya di Pematangsiantar, Sumut, sekitar 4-5 jam perjalanan dari ibukota Medan.
Hal sama juga telah terjadi di sejumlah panti asuhan, panti wreda, panti kaum difabel di wilayah Flores, NTT.
“Terima kasih Tim Baksos Panitia Natal Nasional 2020 yang telah berbaik hati mau mengingat kami dan berlaku murah hati dalam praktik berbagi kasih dan kebaikan. Kami sudah terima 166 paket sembako,” tutur Sr. Lucia CIJ.
Sr. Lucia CIJ adalah pengampu Panti Rehabilitasi Kaum Disabilitas Santa Dymphna Yayasan Bina Daya di Maumere, Kabupaten Sikka, Flores, NTT.
Jaringan Alfamidi
Nilai satu paket sembako itu dihargai seharga Rp 128.500,00. Bertindak sebagai provider untuk pengadaannya dan proses delivery-nya adalah jaringan minimarket Alfamidi.
Gandhi dari pihak Alfamidi tidak mengutip ongkos ekspedisinya, kecuali ada kasus lain. Misalnya di kota itu tidak ada jaringan Alfamidi atau Alfmamart-nya. Maka, kemudian skema lain mesti ditempuh oleh Panitia Baksos untuk proses delivery-nya.
“Semuanya disediakan oleh jaringan Alfamidi dari toko paling dekat dengan lokasi panti calon penerima manfaat,” tulisnya dalam grup percakapan internal Tim Baksos yang anggotanya tidak lebih dari lima orang saja.
Sinergi dengan spiritualitas sama
Sejatinya, hanya tersedia beberapa hari saja -tidak lebih dari tiga hari saja- bagi Tim Baksos Panitia Natal Nasional untuk bisa membuat daftar sejumlah panti binaan lembaga Katolik-Kristen sebagai calon penerima manfaat.
Bahwa akhirnya bisa terkumpul sedikitnya 186-an panti gabungan gabungan Kristen-Katolik, itu memang kerja cepat berkat jalinan komunikasi dan relasi baik dengan para Suster-Bruder para pemimpin Kongregasi Religius.
Lebih penting lagi dalam urusan kegiatan kemanusiaan ini justru adalah “spiritualitas”-nya.
Spirit sama telah mengisi relung-relung hati para anggota Tim Baksos Panitia Nasional. Juga segenap anggota relawan yang telah ikut bergerak dengan sangat cepat, efisien waktu, dan tangkas secara efektif mampu melakukan monitoring-evaluation di setiap lokasi calon penerima manfaat.
Dari semula tidak kenal satu sama lain, kini masing-masing menjadi saling tahu dan kenal akan potensi dan budi baik dari masing-masing penggiat aksi kemanusiaan ini.
“Kalau tidak ada ‘energi dari dalam’ rasanya sulit kita bisa melakukan semua ini dalam waktu yang sangat mepet dan kegiatan baksos ini akhirnya bisa mencapai target sasaran,” kata anggota Tim Baksos Panitia Natal Nasional tentang energi batin yang dia sebut sebagai “spiritualitas” ini.
Di sini berlakulah spirit bekerja tanpa pamrih, semangat magis (mencapai hasil lebih), tuntas, dan cepat-tanggap.
Belakangan barulah diketahui bahwa para anggota tim ini ternyata adalah alumni sekolah dengan jenis model pendidikan yang kurang lebih “senada”. Yakni, Seminari Mertoyudan dan Kolese Loyola Semarang.
Lalu para sukarelawan itu datang dari para penggiat semangat “spiritualitas” yang sama pula: magis dan AMDG (ad maiorem Dei gloriam).
Saat mana masing-masing pihak berusaha mau mempraktikkan prinsip hidupnya agar “urip itu urup” (hidup itu bernyala agar bisa memberi berkah bagi sesama), maka kerja maraton tanpa putus itu lantas bisa dihayati sebagai hidup yang punya purpose.
Sebuah keinginan luhur yakni siap sedia mau membantu sesama tanpa pamrih. Juga lebih suka bekerja “dalam diam”.
Donasi simbolis
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini event Natal Nasional 2020 diselenggarakan secara hybrid. Campuran model gado-gado. Acara tersaji secara live-streaming akan digelar hari Minggu tanggal 27 Desember 2020 sore. Dengan menu paket acara selebrasi ibadat dan hiburan.
Tapi sebelumnya juga telah berlangsung dengan format online seperti yang tersaji melalui layar zoom di Panti Asuhan Vincentius Putera di Jakarta, Rabu tanggal 23 Desember 2020 lalu.
Di hari yang amat panas itu dengan jumlah peserta sangat terbatas tidak lebih dari 13 orang saja, Sesawi.Net menyaksikan bagaimana Menkominfo Johnny G. Plate dalam kapasitasnya sebagai Ketua Panitia Natal Nasional 2020 menyampaikan pemberian donasi bantuan sembako secara simbolis.
Penerima bantuan paket sembako diwakili oleh Panti Vincentius Putera. Sedangkan paket bantuan alat-alat belajar jarak jauh untuk beberapa spot di Papua diwakili oleh pihak ORARI.
Pada kesempatan sama pula, Johnny G. Plate sempat menyapa sejumlah pengampu panti asuhan melalui aplikasi zoom.
Sr. Angelia Sirait FCJM, suster biarawati pengampu Panti Rehabilitasi Kaum Difabel Yayasan Harapan Jaya di Pematangsiantar, dengan super semangat menjawab semua pertanyaan Johnny G. Plate.
Menteri Kominfo menanyai perihal karya kemanusiaan binaan Kongregasi Suster Franciscanae Cordis Jesu et Mariae (FCJM) di Pematangsiantar ini.
Pokoknya, horas mejuah-juah. Sebuah ungkapan sukacita dan harapan dalam bahasa Karo yang berarti semoga senantiasa dikaruniai anugerah tanpa halangan, sejahtera, sehat, dan tak kurang suatu apa. (Berlanjut)