Home BERITA Perbuatan Baik tak Selamanya Dianggap Baik

Perbuatan Baik tak Selamanya Dianggap Baik

0
Ilustrasi - Gundah gulana. (Ist)

Bacaan 1: Ibr 12:4-7. 11-15
Injil: Mrk 6:1 – 6

DI awal pandemi Covid-19, sempat ada situasi dimana banyak barang yang dibutuhkan menghilang. Kalaupun ada harga sangat tidak terjangkau, misalnya masker, hand sanitizer, baju APD, sarung tangan dan lainnya.

Komunitas kami, tergerak untuk membantu beberapa rumah sakit dan klinik yang terdampak situasi tersebut. Begitu sulitnya mendapatkan barang-barang tersebut saat itu.

Oleh beberapa pemain (supplier dadakan), kami juga dicurigai akan bermain menjual kembali barang yang akan kami beli.

Padahal, kegiatan kami murni gerakan sosial untuk membantu rumah sakit yang kesulitan.

Bagitulah manusia, perbuatan baik belum tentu dianggap baik di mata orang lain. Lalu harus bagaimana? Apakah harus berhenti berbuat baik?

Tentu tetap harus berbuat baik, apapun orang memandang.

Dalam injil hari ini, Tuhan Yesus mengalami penolakan justru di kampung-Nya sendiri Nazareth. Ditolak oleh orang-orang yang mengenal-Nya, orang disekitar-Nya sendiri. Mereka merasa sudah tahu kartu “Truf” dari Tuhan Yesus.

Yesus heran atas ketidakpercayaan mereka.

“Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.”

Ketidakpercayaan itu membuat Tuhan Yesus tidak mampu membuat mukjizat seperti di tempat lain, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka.

Perbuatan baik yang akan dilakukan oleh Tuhan Yesus, yaitu membawa keselamatan, ditolak oleh orang yang katanya mengenal-Nya. Hal ini tentu menjadi pelajaran berharga bagi para murid yang mengikuti-Nya.

Tuhan Yesus memperkenalkan kesulitan yang harus dihadapi para murid kelak, yaitu ditolak.

Penulis Ibrani mengatakan bahwa sebagai anak-anak Allah yang disayang maka kita mendapat hajaran dari-Nya. Saat hajaran itu diterima tentu sangat tidak mengenakkan, namun kelak akan mendatangkan sukacita.

Hajaran akan menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih oleh-Nya.

Sama seperti orangtua menghajar anaknya, kelihatannya seperti menyiksa namun tujuannya adalah baik.

Maka tangan lemah dan lutut goyah harus dikuatkan. Luruskanlah jalan bagi kaki, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.

Ia juga menasihati agar menjaga kekudusan supaya tidak menjauhkan diri dari kasih karunia Allah.

Pesan hari ini

Teruslah berbuat baik meski banyak orang nyinyir. Anggap semua kesulitan itu sebagai hajaran agar mental tetap kuat. Sebagai murid Kristus harus siap untuk ditolak dan mengalami penderitaan.

Itulah bukti kesetiaan sebagai murid Kristus.

Cita-cita harus diraih dengan perjuangan, kerja keras dan daya tahan kuat. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version