Percaya pada Kuasa Tuhan

0
Yesus menyembuhkan penderita kusta, by Rembrandt Harmenszoon van Rijn, 1606-1669

Senin 8 Juli 2024.

Hos. 2:13,14b-15,18-19.
Mzm. 145:2-3,4-5,6-7,8-9.
Mat. 9:18-26

KETIKA badai kehidupan menerpa, sering kali kita merasa terguncang dan terlempar dari dasar keyakinan kita. Masalah kesehatan menjadi salah satu masalah yang paling pelik. Kita punya segala, namun jika badan sakit dan tak kunjung sembuh meski sudah berobat ke segala penjuru, rasanya hidup terasa ini begitu berat.

Saat kita menghadapi kesulitan yang begitu besar, ada kecenderungan untuk bertanya, “Di mana Allah dalam semua ini? Mengapa Dia membiarkan hal ini terjadi?”

Rasa kekecewaan dan ketidakpastian bisa membuat kita meragukan kehadiran dan kebaikan-Nya. Kadang-kadang, kita merasa seolah-olah doa-doa kita tidak didengar atau bahwa Allah tidak peduli.

Di tengah semua keraguan itu, ada juga kesempatan untuk lebih mendekat kepada Allah. Banyak orang mengalami pertumbuhan spiritual yang mendalam melalui ujian-ujian ini.

Mereka belajar untuk percaya kepada Allah meskipun segala sesuatu terasa tidak pasti. Mereka menemukan bahwa kekuatan sejati datang dari bergantung sepenuhnya kepada-Nya, bahkan ketika segala sesuatu di sekitar mereka terasa hancur.

“Ketika saya memikirkan kembali perjalanan hidupku, sering kali saya takjub pada rahasia Allah dalam mengentaskan hidupku,” kata seorang sahabat.

“Dalam keheningan saya dapat melihat bagaimana Allah telah hadir di setiap langkah, meskipun mungkin tidak begitu terlihat pada saat itu. Dia adalah Sang Pemulih yang setia, yang mengangkatku dari keputusasaan dan memberikan harapan baru.

Saya merasakan bahwa iman yang bertahan melalui penderitaan adalah iman yang diperbarui, dikuatkan oleh pengalaman pribadi dari kasih setia Allah sendiri. Saya selalu ingat bahwa setiap orang memiliki perjalanan iman yang unik.

Allah tidak pernah meninggalkan saya, meskipun terkadang saya mungkin merasa begitu. Ia adalah sumber kekuatan yang tak terbatas dan kasih yang tak tergantikan, siap untuk memulihkan imanku dan membimbingku melalui setiap badai kehidupan,” syeringnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Karena katanya dalam hatinya: Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”

Kisah perempuan yang sakit pendarahan ini, menunjukkan kepada kita kuasa iman yang luar biasa. Walaupun kondisi fisiknya sudah sangat lemah, kepercayaannya kepada Yesus memulihkan kesehatannya.

Yesus merespons kepercayaannya dengan penuh kasih dan mengatakan kepadanya, “Hai anakku, imanmu menyelamatkan engkau, pergilah dengan damai sejahtera.”

Tidak ada yang terlalu sulit atau terlalu jauh bagi kuasa penyembuhan Yesus. Bahkan di tengah kematian, Dia adalah Sang Pemulih kehidupan. Kesembuhan yang Dia berikan tidak hanya fisik, tetapi juga rohani, menghadirkan damai sejahtera dan kehidupan yang baru bagi mereka yang percaya kepada-Nya.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku tetap percaya pada Tuhan Yesus meski di tengah badai yang menerjang kehidupanku?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version