Home BERITA Percik Firman: Amanat Agung Evangelisasi

Percik Firman: Amanat Agung Evangelisasi

0

Sabtu, 18 April 2020

Bacaan Injil: Mrk 16:9-15 

“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mrk 16:15)

Saudari/a ku ytk.,

DALAM Anjuran Apostolik “Evangelii Gaudium” (Pewartaan Injil di Dunia Dewasa Ini), Paus Fransiskus meneguhkan umat beriman Kristiani agar ambil bagian dalam tahap baru pewartaan Injil yang ditandai dengan kegembiraan. 

Diungkapkan bahwa Bapa Suci prihatin akan adanya orang Kristiani yang sepertinya berada di Masa Prapaskah tanpa mengalami Paskah (EG, no. 6), dan sering digoda dengan pandangan bahwa orang hanya dapat menjadi bahagia kalau ribuan kondisi diperoleh (EG, no. 7).

Bahkan Paus Fransiskus mengungkapkan kerinduannya, “Saya rindu menemukan kata-kata yang tepat untuk menimbulkan entusiasme untuk evangelisasi baru yang penuh semangat, kegembiraan, kemurahan hati, keberanian, kasih tak terbatas dan daya tarik! Tetapi saya sadar bahwa tak ada kata-kata yang akan cukup kecuali Roh Kudus bernyala-nyala dalam hati kita” (EG, no. 261).

Dalam bacaan injil hari ini, Tuhan Yesus yang bangkit menampakkan diri sebanyak 3 kali dalam situasi yang berbeda, yakni kepada Maria Magdalena, kepada dua murid yang sedang bepergian ke luar kota, dan kepada kesebelas murid yang sedang makan. Pada akhir Injil, Tuhan Yesus memberi amanat agung evangelisasi (pewartaan injil): “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk”.

Amanat agung ini tidak hanya untuk para rasul zaman dulu, tetapi juga ditujukan kepada kita pada zaman sekarang ini. Sebagai sorang pewarta, kita diajak Paus Fransiskus untuk menjadi pewarta yang penuh semangat dan gembira. Kita perlu menghindari psikologi makam (mumi, museum), yakni menjadi pewarta dengan wajah muram, seperti orang pulang dari pemakaman, tak bersemangat, dan mudah gelisah.

Kita semua dipanggil untuk menjadi pewarta sekaligus orang suci dengan menjalani kehidupan kita dengan kasih. Sekaligus menyatakan kesaksian dalam tindakan kita, entah di manapun kita berada. 

Jalan kesucian tersebut menurut Fransiskus dalam Gaudete et Exsultate merupakan suatu undangan yang tumbuh lewat tanda-tanda sikap sederhana, seperti: tidak terpancing untuk bergosip; sikap mau mendengarkan betapapun lelah; peduli dan mau menjumpai mereka yang miskin atau menghibur mereka yang sedang sedih; serta bertekun dalam doa-doa sederhana di saat-saat cemas, gelisah dan menghadapi persoalan. 

Paus Fransiskus dalam doa Urbi et Orbi menunjuk pada kesadaran baru di tengah pandemi virus Corona Covid-19 ini: kesadaran akan hospitalitas-keramahan, persaudaraan dan solidaritas. Di tengah dunia yang seakan dipacu berjalan cepat, wabah seakan mengajak kita untuk memperlambat kecepatan, menata jalannya kehidupan dalam keselarasan keberagaman hayati dan kebersamaan sosial dan spiritual. 

Tidak ada seorang pun yang bisa seorang diri. Kita semua adalah bagian dari keseluruhan umat manusia. Kita saling tergantung dan diajak untuk semakin peduli dan berbagi, semakin merawat satu sama lain, menjadikan agar dunia kehidupan kita menjadi semakin baik. Dengan mengatakan hal ini, dia mengajak kita menemukan cara baru hidup menggereja di tengah tantangan situasi yang ada saat ini. 

Wabah corona menyadarkan kita akan perjumpaan dalam level dasar: keluarga dan lingkungan terdekat. Maka keluarga atau komunitas kecil yang berdoa bersama menjadi perlu dan penting dibangun untuk mewujudkan ecclesia domus. Kemudian dengan memanfaatkan media sosial, baik audio ataupun visual, kami para imam ditantang untuk berpastoral dan menyapa umat secara kreatif dengan cara-cara yang baru. 

Saat krisis ternyata memunculkan kreativitas. Krisis itu sendiri merupakan kesempatan untuk percaya, sebab krisis mengajak kita untuk berani melangkah, tidak tinggal diam. Keberanian tersebut mengundang kreativitas dalam kesetiaan yang kreatif (creative fidelity). Kita diajak membuka diri akan daya kreatif yang dikaruniakan oleh Roh Kudus.

Pertanyaan refleksinya, sudahkah Anda melaksanakan amanat agung evangelisasi dalam hidup sehari-hari? Apa tantangan Anda untuk menjadi pewarta zaman sekarang ini?

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari bumi Mertoyudan. # Y. Gunawan, Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version