Home BERITA Percik Firman : Bijak terhadap Harta 

Percik Firman : Bijak terhadap Harta 

0

Senin, 15 Agustus 2022

Bacaan Injil : Mat 19:16-22 

Saudari/a ku ytk.,

HARTA, tahta, dan cinta sering mewarnai hidup kita setiap hari. Ketiganya itu penting dan dibutuhkan untuk hidup bersama. Tetapi diperlukan sikap yang bijaksana untuk menyikapinya. Kalau tidak hati-hati, orang bisa jatuh karena ketiga hal itu. 

Karena harta, orang bisa tega menghalalkan segala cara, termasuk membunuh saudaranya sendiri. Karena tahta, orang bisa jatuh menjadi otoriter dan kejam terhadap orang lain. Karena cinta, orang bisa dimabuk asmara dan jatuh pada ketidaksetiaan pada pasangannya atau pada janji selibatnya. 

Bacaan Injil hari ini mengisahkan seorang pemuda kaya yang bingung mengenai hidupnya di dunia ini. Dia merasa berada dalam persimpangan jalan. Ia memiliki banyak harta dan merasa sudah melakukan semua perintah Allah. 

Tetapi ia masih bingung dan bertanya kepada Yesus: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” 

Jawaban Yesus pun sangat tegas, “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” 

Tuhan Yesus berkata bahwa kita tidak dapat mengabdi kepada mamon (harta) dan kepada Tuhan. Apakah perintah Yesus ini terlalu ekstrim? Bisa dikatakan, ya, memang ekstrim bagi orang kaya itu. Mengapa? Karena itulah yang menjadi kehendak Tuhan baginya, sebab di situlah letak kekurangan dan kelemahan orang tersebut yang membuatnya gagal untuk memperoleh hidup kekal. Ia dipanggil Tuhan secara khusus tetapi dia menolak. 

Untuk kebanyakan orang, perintah Tuhan tidaklah seekstrim itu. Tentu saja kita masih boleh memiliki harta benda. Kita boleh kaya. Tetapi yang perlu diingat, jangan menjadikan harta itu sebagai berhala. Jangan kita diperbudak oleh harta itu. Jangan sampai kita men-tuhan-kan harta itu. Harta yang kita miliki adalah sarana untuk mengabdi Tuhan dan melayani sesama. 

Banyak orang kaya yang saya kenal berjiwa sosial, peduli pada kehidupan Gereja, peduli pada seminari, peduli pada orang miskin, peduli pada anak yatim piatu di panti asuhan, peduli pada orang-orang jompo di panti wredha, dsb. 

Bahkan ada seorang bapak muda yang kaya pernah berkata pada saya, “Rama, harta ini titipan Tuhan. Kami berusaha berbagi kepada saudara-saudari yang membutuhkan.” Saya dengar dari salah seorang imam, bapak itu menyumbangkan 80 juta untuk paroki. 

Pertanyaan refleksinya, apa makna harta bagi Anda ? Bagaimana Anda memperlakukan harta Anda selama ini?

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang). # Y. Gunawan, Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version