Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Percik Firman: Godaan Setan Ada di Mana-Mana

Percik Firman: Godaan Setan Ada di Mana-Mana

0

Minggu Prapaskah I, 9 Maret 2025

Bacaan : Ul. 26:4-10; Rom 10:8-13; Luk. 4:1-13

Saudari/a ku ytk.,

GODAAN dapat dialami oleh siapa pun, kapan pun, di mana pun, dan dalam situasi apa pun. Iblis bisa menggoda siapa pun. Coba Anda ingat, siapa saja yang digoda iblis? Adam dan Hawa digoda iblis. Yesus pun digoda iblis. 

Para santo-santa pun juga tak lepas digoda iblis. Santo Yohanes Maria Vianey (1786-1859), misalnya, juga sering digoda iblis. Meskipun ia saleh, Santo Yohanes Maria Vianey tidak luput dari gangguan setan. Ia sering tidak bisa tidur karena gangguan setan di malam hari. Ia tidak takut karena yakin sesudah kejadian itu selalu akan datang pendosa berat yang mau bertobat.

Iblis sungguh ada di dunia ini. Katekismus Gereja Katolik (KGK) mengungkapkan kehadiran iblis di dunia ini. Ditegaskan, “Kitab Suci dan Tradisi melihat dalam wujud ini seorang malaikat yang jatuh, yang dinamakan setan atau iblis. Gereja mengajar bahwa ia pada mulanya adalah malaikat baik yang diciptakan Allah. ‘Setan dan roh-roh jahat lain menurut kodrat memang diciptakan baik oleh Allah, tetapi mereka menjadi jahat karena kesalahan sendiri’” (KGK, no. 391).

Melalui sabda Tuhan pada Minggu Prapaskah I hari ini, kita diajak untuk merenungkan kisah nyata pencobaan Yesus di padang gurun. Di sana Yesus berpuasa selama 40 hari. Saat berpuasa Dia dicobai oleh iblis. Pencobaan dari iblis atau setan biasanya bertujuan negatif, yaitu untuk menjatuhkan manusia. Berbeda dengan bangsa Israel yang dicobai oleh Allah di padang gurun selama 40 tahun, bertujuan positif yaitu untuk meneguhkan iman manusia.

Menurut tradisi ada tiga godaan Iblis terhadap Yesus, yaitu: godaan yang berkaitan dengan nafsu daging (makanan/lahiriah), nafsu ingin dikagumi (popularitas), dan nafsu berkuasa (kekuasaan/ kesombongan). 

Godaan pertama menyerang nafsu daging, yaitu keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisik. Yesus tidak makan apa-apa dan merasa lapar. Kondisi lapar ini menjadi peluang bagi Iblis untuk mencobai Yesus. Godaan yang tepat tentunya berkaitan dengan bagaimana menghilangkan rasa lapar. 

Yesus diajak untuk melakukan jalan pintas, yaitu mengubah batu menjadi roti (menjadi tukang sulap). Yesus menolak godaan itu dengan argumentasi dari Kitab Suci (Ul 8:3). Bagi Yesus, roti itu bukan satu-satunya jaminan untuk membuat orang bisa hidup. Refleksi kita, godaan datang ketika kita sedang lemah.

Godaan kedua berkaitan dengan nafsu populer/ingin tenar, terkenal dan dikagumi). Yesus dibawa oleh Iblis ke Kota Suci dan ke atas bubungan Bait Allah. Yesus disuruh untuk menjatuhkan diri ke bawah (menjadi pemain akrobat). 

Apakah yang diperoleh dari Yesus jika Dia menuruti godaan Iblis? Orang-orang pasti akan bertepuk tangan melihat kehebatan-Nya. Nama-Nya akan terkenal dimana-mana. Namun godaan ini bukan sekedar godaan mencari ketenaran, tetapi sekaligus godaan untuk mencobai Allah. Tentu saja ini godaan yang amat serius karena mengarah ke ketidakpercayaan pada Allah.

Godaan ketiga berkaitan dengan nafsu berkuasa (kesombongan). Roh Kudus membawa Yesus tempat datar (padang gurun) agar merasakan kerapuhan manusia dan semakin mampu menghayati keagungan Allah Bapa-Nya. Sebaliknya Iblis membawa Yesus ke atas gunung yang tinggi, agar Yesus tergoda merasa diri tinggi, kuat, berkuasa dan kemudian melupakan kemestian untuk taat pada Allah Bapa-Nya. 

Puasa dan pantang kita pun tidak sepi dari berbagai godaan. Bukan sekedar godaan untuk makan dan minum saja. Namun yang lebih penting adalah godaan untuk tidak setia kepada Tuhan dan memilih mengikuti godaan setan. Maka, Gereja mengajak kita untuk tidak menghindari godaan, tetapi mengajak untuk selalu memohon kekuatan dalam menghadapi Godaan. Kesetiaan kita mengikuti Ekaristi adalah bukti nyata kita menimba kekuatan dan inspirasi dari Tuhan sendiri.

Gereja mengajarkan, “Kekuasaan setan bukan tanpa batas. Ia hanya ciptaan belaka… Setan ada di dunia karena kebenciannya terhadap Allah dan ia bekerja melawan KerajaanNya yang berlandaskan Yesus Kristus” (KGK, no. 395).

Dalam Latihan Rohani Santo Ignatius, kita diingatkan akan adanya 3 sifat godaan dari roh jahat, yaitu: godaan itu lemah bila dilawan dan kuat bila didiamkan, godaan selalu ingin disembunyikan seperti lelaki hidung belang, dan godaan seperti komandan yaitu menyerang melalui bagian yang lemah. 

Lalu bagaimana sikap kita terhadap godaan dari iblis? Kita diberi teladan oleh Yesus yaitu menolak semua godaan iblis dengan tegas. Kita perlu tegas melawan godaan iblis dalam aneka bentuk dan variasinya. Jangan sampai kita kompromi dengan cara kerja iblis.

Pertanyaan refleksinya, godaan-godaan apa saja yang sedang Anda alami akhir-akhir ini? Bagaimana sikap Anda terhadap godaan dari iblis selama ini?

Berkah Dalem dan Salam teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang). # Y. Gunawan, Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version