Selasa, 28 November 2023
Bacaan Injil: Luk 21:5-11
Saudari/a ku ytk.,
SEIRING kemajuan jaringan internet dan maraknya media sosial, sering beredar berita-berita yang tidak benar alias hoax. Dalam hitungan detik, orang dibanjiri aneka berita dan informasi dengan cepat, entah info yang valid ataupun info yang diragukan kebenarannya.
Misalnya, pernah ada seorang pastor dikabarkan lewat WhatsApp bahwa pastor itu sudah meninggal dunia. Berita itu langsung diforward atau diteruskan ke mana-mana dalam hitungan detik. Padahal, kenyataanya pastor itu masih dirawat di ruang ICU. Dan sampai renungan ini ditulis, pastor itu masih hidup dan sekarang menjalani perutusan doa di Wisma Domus Pacis Kentungan, Yogyakarta.
Banjir informasi online (infobesity) membuat kita sekarang tanpa sadar menjadi pengumpul informasi, bukan lagi menjadi pengolah dan pembudidaya informasi. Akibatnya, kita tahu banyak informasi, tetapi informasi itu tidak menjadi personal atau interior knowledge (wisdom) yang mentransformasi hidup kita. Maka, di sinilah sikap selektif dan waspada dalam menyaring informasi yang beredar sangat penting.
Ternyata fenomena hoax sudah ada sejak zaman Yesus, di mana banyak orang akan datang dengan memakai nama-Nya, dan berkata “Akulah Dia” dan “Saatnya sudah dekat”.
Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus mengingatkan kita agar kita senantiasa bersikap waspada dan jangan sampai disesatkan dengan fenomena hoax semacam itu. “Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan”, pesan Yesus.
Dengan sikap waspada, diharapkan kita memiliki kematangan dalam iman. Kewaspadaan menandakan bahwa kita mempunyai gerak dan perhatian akan situasi sekitar atau tanda-tanda zaman.
Tanpa sikap yang waspada, orang akan dengan mudah menerima begitu saja informasi-informasi yang diperolehnya melalui media sosial atau media massa lainnya. Ketika ada berita menarik yang tidak jelas sumbernya dari mana, tanpa sikap waspada orang akan langsung mem-forward-nya atau meng-share-kan kepada teman-temannya.
Tuhan Yesus juga mengajak kita untuk peka terhadap tanda-tanda zaman. “Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera”, tegasnya. Kepekaan mengandaikan terlebih dahulu suatu sikap hati-hati atau waspada.
Tuhan Yesus tentu tidak bermaksud untuk menakut-nakuti para murid bahwa suatu saat nanti akan terjadi fenomena alam dan penyakit yang dahsyat, peperangan, pemberontakan, dan hal-hal yang mengejutkan.
Pertanyaan refleksinya, bagaimana sikap Anda terhadap informasi yang beredar di media sosial selama ini? Usaha apa yang akan Anda lakukan untuk menangkal berita-berita yang tidak benar?
Berkah Dalem dan salam teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang). # Y. Gunawan, Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)