Jumat, 6 Oktober 2017
Hari Jumat Pertama (Hati Kudus Yesus)
Bacaan : Lukas 10:13-16
“Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung” (Luk 10:13)
Saudari/a ku ytk.,
ADA seorang bapak/suami yang suka marah-marah. Siapapun bisa menjadi sasaran amarahnya. Bisa isterinya, anaknya, teman kerjanya, pembantunya, bahkan bisa orang yang dijumpainya di jalan. Ia tidak tanya dulu tapi langsung marah jika tidak sesuai keinginannya.
Suatu hari ia ditemui seorang anak kecil di rumahnya. Dia disadarkan oleh anak kecil itu untuk sabar dan menahan diri agar tidak mudah marah. Dia diingatkan akan masa kecilnya. Hati dan pikirannya terbuka. Pelan-pelan hatinya tersentuh. Hidupnya berubah. Ia menjadi pribadi yang ramah dan sayang pada keluarga dan sesamanya.
Orang yang terbuka biasanya lebih cepat maju dan berkembang. Wawasan atau pengetahuannya makin kaya. Berbeda dengan orang yang tertutup. Dia biasanya sulit berkembang. Apalagi jika ia fanatik (fanatik dari kata ‘fanum’: ruangan yang sempit, kecil dan pengap). Orang yang fanatik biasanya pikirannya sempit dan menutup diri atas situasi sekitar. Akibatnya, hubungan dengan sesamanya menjadi tidak nyaman.
Bacaan Injil hari ini mengisahkan kritik Tuhan Yesus kepada orang-orang Khorazim dan Betsaida. Mereka menutup diri, hati dan pikiran akan karya Allah lewat pewartaan Yesus. Dikatakan tadi, “Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.”
Karena membandel atau ndableg, mereka tidak menerima keselamatan. Justru kecaman dan sabda celaka yang didapat.
Pertanyaan Refleksinya: Sejauh Anda sadari, Anda termasuk pribadi yang terbuka atau tertutup terhadap masukan dari orang lain? Maukah Anda membuka diri dan menerima masukan dari orang lain meskipun dari anak kecil? Semoga Hati Kudus Yesus menginspirasi kita untuk terbuka akan sapaan dan sentuhan Tuhan.
Pilih makan nasi atau roti
Dua-duanya baik untuk energi
Marilah terus belajar rendah hati
Terbuka atas sentuhan Hyang Ilahi.
Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Roma.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)