Senin, 4 Maret 2024
Bacaan Injil: Mat. 18:21-35
Saudari/a ku ytk.,
SAAT orang keluar dari kamar pengakuan dosa, hatinya tentu lega dan bersukacita. Mengapa? Karena sudah mendapat pengampunan Tuhan lewat Sakramen Tobat. Tentu kita juga gembira saat kesalahan kita diampuni atau dimaafkan oleh orang yang pernah kita sakiti.
Selain itu, hati kita juga bisa plong dan lega setelah bisa memaafkan kesalahan orang lain pada kita. Orang yang berada dalam sakratul maut juga akan bisa meninggal dunia dengan tenang jika dia sudah bisa mengampuni atau memaafkan. Tidak lagi menyimpan dendam. Daya pengampunan itu sungguh luar biasa untuk hidup kita dan jiwa kita.
Pengalaman mengasihi dan dikasih itu sangat penting. Terlebih pengalaman dikasihi oleh Allah. Kasih Allah hadir dan bisa dialami melalui orang-orang yang dijumpai.
Hal ini perlu ditumbuhkan sejak dini bagi siapapun. Kita semua perlu belajar mengasihi. Harapannya, kasih itu bisa diteruskan dan ditularkan kepada sebanyak mungkin orang dari generasi ke generasi.
Dalam bacaan hari ini Tuhan Yesus mengajak kita semua untuk mempunyai kasih dan kemurahanhati seperti Allah Bapa telah lebih dulu mengasihi dan bermurah hati kepada kita.
Nasihat ini dikemas dengan sangat bagus oleh Yesus lewat perumpamaan tentang pengampunan, dimana seorang raja mengampuni dan bermurah hati kepada hambanya yang berhutang 10.000 talenta (1 talenta = 6.000 dinar) atau sebesar 60 juta dinar.
Sayangnya, hamba yang sudah dihapus utangnya itu tidak mau menghapus utang temannya yang hanya berhutang 100 dinar. Diharapkan hamba itu juga berbuat kasih dan bermurah hati kepada kawannya yang hanya berhutang 100 dinar (1 dinar = upah pekerja sehari).
Allah menghendaki agar kasih dan kemurahanhati itu menyebar dan terus ditularkan dari satu orang ke orang lain.
Salah satu wujud nyata mengasihi adalah mengampuni. Memang mengampuni orang yang sudah menyakiti hati itu tidak mudah. Butuh proses dan waktu.
Tuhan Yesus mengajak para murid-Nya untuk mengampuni orang yang bersalah dan yang sudah menyakiti. Mengampuni tidak hanya sampai tujuh kali, tetapi mengampuni sampai 70×7 kali. Artinya, pengampunan tak terbatas. Siapa yang mengampuni dosanya juga diampuni Tuhan.
Dikhianati itu memang menyakitkan. Mengampuni orang yang sudah menyakiti hati itu tidak mudah. Apalagi orang yang dicintai itu selingkuh. Sakitnya tuhhh di sini. Butuh proses, perjuangan, dan waktu untuk berekonsiliasi dan berdamai.
Paus Fransiskus pernah mengungkapkan, “Tidak ada pernikahan atau keluarga yang sehat tanpa olah pengampunan. Pengampunan adalah penting untuk kesehatan emosional kita dan kelangsungan hidup spiritual. Tanpa pengampunan keluarga menjadi sebuah teater konflik dan benteng keluhan.”
Lebih lanjut diungkapkan, “Tanpa pengampunan keluarga menjadi sakit. Mempertahankan luka hati adalah tindakan merusak diri sendiri. Itulah sebabnya keluarga harus menjadi tempat kehidupan dan bukan tempat kematian. Pengampunan membawa sukacita…Pengampunan membawa penyembuhan”.
Pertanyaan refleksinya, Pernahkah Anda disakiti dan dikhianati? Sudahkah Anda menghayati sabda Yesus untuk mengampuni dengan tak terbatas? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang) # Y. Gunawan, Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)