Jumat, 26 Mei 2023
PW. Santo Filipus Neri (imam)
Novena Roh Kudus Hari ke-8
Bacaan Injil: Yoh 21:15-19
Sdri/a yang terkasih,
MELAYANI, mengasihi dan mengampuni adalah tiga hal yang penting dalam hidup beriman Kristiani. Tuhan Yesus menghendaki kita agar melakukan tiga hal tersebut.
Dia sendiri sudah memberikan contoh kepada kita terlebih dahulu secara total dengan perkataan, tindakan dan hidupnya sendiri.
Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus menantang komitmen Simon Petrus dalam mengikuti-Nya. Sampai tiga kali Tuhan Yesus menyampaikan pertanyaan kepada Petrus. Tentu hal ini menunjukkan sesuatu yang sangat penting. Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku? ”
Untuk mengikuti Yesus dan menjalankan tugas perutusanNya, pertama-tama para murid dituntut untuk punya kesiapsediaan mengasihi-Nya. Bukan pertama-tama kemampuan yang luar biasa, bukan kehebatan, bukan pula prestasi.
Sekali lagi Tuhan menghendaki disponibilitas atau kesiap sediaan untuk mengasihiNya. Untuk bisa melayani, dibutuhkan kesiapsediaan yang tulus. Untuk bisa mengampuni, juga dibutuhkan kesiapsediaan yang tulus.
Karena apa? Karena Allah Bapa kita adalah Allah yang penuh kasih. Allah adalah kasih. Deus caritas est. God is love. Hal ini ditegaskan oleh Paus Benediktus XVI. Pada tanggal 25 Desember 2005, Paus Benediktus XVI mengeluarkan ensikliknya yang pertama, yang berjudul “Allah adalah Kasih” (=Deus Caritas Est).
Paus ingin menempatkan semua yang ia pikirkan, lakukan, putuskan – seluruh karya penggembalaannya – dalam rangka mewartakan bahwa Allah adalah Kasih.
Mengapa ini begitu penting? Ditegaskan Bapa Suci, “Dalam dunia, di mana nama Allah kadang-kadang dikaitkan dengan balas dendam atau bahkan kewajiban akan kebencian dan kekerasan, pesan ini amat aktual dan mengena”.
Pada hari ini Gereja merayakan Peringatan Wajib Santo Filipus Neri (1515-1595). Dia dikenal sebagai seorang imam yang mengasihi Yesus dan GerejaNya dengan total. Dia gembala yang murah senyum, ramah, ceria dan bijaksana.
Saya pernah berziarah ke makamnya di Chiesa Nuova, Roma. Waktu itu saya mohon rahmat sukacita dan kegembiraan dalam panggilan imamat ini. Dengan perantaraannya, semoga saya dapat menjadi gembala yang murah senyum, bijaksana, ramah dan ceria, seperti Santo Filipus Neri.
Dia disukai banyak orang. Mereka datang kepadanya untuk meminta nasihat. Ia memberi semangat dan harapan kepada orang-orang di sekelilingnya dengan kepercayaan, cinta kasih dan kegembiraannya, sehingga banyak orang terhibur karenanya.
Setiap hari di tempat pengakuannya dikerumuni oleh orang banyak. Bahkan kardinal-kardinal pun datang meminta nasehatnya yang bijaksana.
Sifat dan kepribadiannya memang menarik. Pippo Buono (Pippo yang baik) adalah nama panggilan Philipus semasa kecilnya. Ia lahir di Florence dari sebuah keluarga Notaris. Ia mendapat pendidikan yang baik terutama dalam sastra latin.
Hidupnya merupakan rentetan mukjizat yang tiada hentinya. Tidaklah jarang ia mengalami ekstase. Ia dapat membaca suasana batin orang lain dan mengenal rahasia-rahasia pribadi orang.
Ia juga dapat meramalkan masa depan seseorang dan apa yang akan terjadi atas dirinya. Untuk menyembuhkan orang dari sakitnya, cukuplah ia menyentuh orang itu.
Pada tanggal 26 Mei 1595 Philipus Neri meninggal dunia dalam usia 80 tahun. Ia dihormati Gereja sebagai Rasul kota Roma bersama Santo Petrus dan Paulus.
Pertanyaan refleksinya, seberapa besar kasih Anda pada Yesus selama ini? Apa saja usaha Anda untuk terus mengasihi Dia dengan total?
Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang). # Y. Gunawan, Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)