Jumat Pertama, 1 Mei 2020
Pesta Santo Yusuf Pekerja
Bacaan Injil : Yoh 6:52-59
“Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia” (Yoh 6:56)
Saudari/a ku ytk.,
ADA seorang umat yang pernah bersharing pada saya. Ketika masih muda, beliau sering menghabiskan waktu dengan main judi, mabuk, berkelahi, dan minum-minum. Suatu kali beliau berjumpa dengan seorang imam yang berkharisma.
Terjadi obrolan ringan sampai diskusi terkait dengan iman Katolik dan sosok Yesus. Lambat laun bapak itu tertarik menjadi Katolik. Beliau ikut masa katekumenat dan dibaptis. Saat saya tugas di paroki itu, bapak itu sudah menjadi pamong wilayah beberapa kali.
Perubahan hidup (transformasi hidup) bisa terjadi ketika seseorang mau membuka diri dan hati akan sapaan Tuhan. Terbuka akan bimbingan Tuhan. Tuhan bisa berkarya dalam garis bengkok hidup umatNya. Dia bisa meluruskan hidup seseorang untuk dilibatkan dalam karya-Nya.
Hal ini juga dialami Santo Paulus yang disapa oleh Yesus yang bangkit. Dia berubah dari pengejar murid Tuhan menjadi pengajar murid Tuhan, dari penganiaya menjadi pewarta, dari membenci Yesus menjadi membela Yesus.
Sabda Tuhan hari ini sangat indah, baik dari Kis 9:1-20 maupun Yoh 6:52-59. Kita diajak untuk terbuka akan sapaan Tuhan dan bersedia bersatu dengan Tuhan Yesus, sang Roti Hidup. Segalanya telah Ia berikan kepada kita, maka patutlah kita juga menyerahkan diri kita kepadaNya. Kita juga perlu siap diubah untuk hidup yang lebih baik.
Bahkan Dia telah menyerahkan Tubuh dan DarahNya dengan ikhlas sebagai makanan dan minuman kita. “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia”, tegas Yesus. Setiap kali merayakan Ekaristi kita mengenangkan pengorbanan Kristus itu, kita menyambut Kristus.
Ibu Theresia dari Kalkuta pernah berkata: “Hidupmu harus ditenun di sekeliling Ekaristi. Arahkan matamu padaNya. Dialah cahaya. Bawalah hatimu sedekat-dekatNya pada hati ilahiNya. Mintalah dariNya rahmat untuk mengenalNya, kasih untuk mencintaiNya, keberanian untuk melayaniNya. Carilah Dia dengan kerinduan”.
Hari ini Gereja merayakan Pesta Santo Yusuf Pekerja. Pada tahun 1955 Sri Paus Pius XII menetapkan pesta Santo Yusuf pekerja untuk dirayakan pada tanggal 1 Mei. Hal ini juga bertepatan dengan Hari Buruh. Pesta ini menekankan martabat pekerjaan dan keteladanan Santo Yusuf sebagai pekerja dan untuk menyetakan kembali keikutsertaan Gereja dalam karya penyelamatan Allah.
Pribadi Santo Yusuf dikenal sebagai sosok yang STMJ (Setia, Tulus, Menep, Jujur), entah melalui teladan hidup, kata-kata maupun tindakannya. Dengan setia dan tulus, ia mencintai Bunda Maria dengan seluruh jiwa-raganya. Cintanya penuh kehangatan dan selalu memberi.
Dia juga pribadi yang beriman yang menep, terbuka akan sapaan Allah dalam hidupnya. Dia menjadi figur bagi Gereja dalam pelayanannya, model kesetiaan dan kejujuran bagi kita, secara khusus bagi para ayah dan suami.
Pertanyaan refleksinya, Bersediakah Anda disapa dan dibentuk Tuhan untuk dilibatkan dalam karya pelayananNya? Apa yang perlu Anda usahakan untuk menjadi pribadi yang STMJ?
Semoga hati kita dipenuhi kasih Yesus yang lemah lembut, murah hati dan rendah hati. Hati Kudus Yesus, kasihanilah kami.
Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan pada awal Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi ini. # Y. Gunawan, Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)