Home BERITA Percik Firman: Pentingnya Kesaksian

Percik Firman: Pentingnya Kesaksian

0
Ilustrasi (Dwelling in the World)
Sabtu, 3 Juni 2017
Novena Roh Kudus hari ke-9 & Sabtu Imam
PW St. Karolus Lwanga dkk (Martir)
Bacaan: Yoh 21:20-25
“Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar” (Yoh 21:24)
Saudari/a ku ytk.,
Saya tidak hidup sezaman Bung Karno. Saya juga belum pernah bertemu atau ngobrol langsung dengan Mgr. Soegijapranata. Saya juga belum pernah bertemu dengan Paus Yohanes Paulus II. Saya juga belum pernah bertemu langsung dengan Henri JM Nouwen, seorang imam, dosen dan penulis buku rohani yang sering diterjemahkan Mgr. Suharyo.
Meskipun demikian, saya tahu siapa mereka dan apa gagasan mereka dari buku yang mereka tulis atau buku yang berkisah tentang mereka. Itulah pentingnya sesuatu yang ditulis. Tulisan menembus ruang dan waktu. Menjangkau lintas generasi.
Bacaan Injil hari ini diambil dari bagian terakhir injil yang ditulis Santo Yohanes. Sangat indah dan bagus penutup Injilnya. Kesaksian tentang Yesus yang ditulis itu sungguh benar dan memang terbatas. “Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar”. Tulisannya sangat berguna dan menjadi berkat bagi generasi-generasi berikutnya, termasuk generasi kita yang hidup pada zaman sekarang ini.
Siapakah ‘murid’ yang dikasihi itu? Injil Yohanes menampilkannya secara anonym. ‘Murid yang dikasihi’ adalah murid yang setia mengikuti Tuhan, tinggal di dekat-Nya, untuk memberitakan kematian dan kebangkitan Tuhan, dan memperkenalkan Tuhan kepada semua orang. Ia adalah tokoh simbolis yang mewakili murid Tuhan yang sempurna.
Sosok itu akan terus ditemui dalam setiap zaman sampai Tuhan datang kembali dengan kemuliaan-Nya. Murid itu adalah kita! Kita akan tetap tinggal, demikian juga anak cucu kita untuk terus dipakai dan diteguhkan oleh Roh Kudus untuk menjadi saksi ‘Peristiwa Yesus Kristus’; saksi yang memberitakan bahwa Allah itu adalah kasih, dan dalam kasih-Nya Dia ingin agar kita selamat dan hidup, hidup dalam kelimpahan dan kesempurnaan kasih.
Hari ini Gereja memperingati Santo Karolus Lwanga bersama sebagian besar dari 22 martir Uganda (Afrika) dibunuh pada tanggal 3 Juni 1886. Mereka dipaksa berjalan 37 mil jauhnya (± 60 km) ke tempat pelaksanaan hukuman mati. Setelah beberapa hari dipenjara, mereka dilemparkan ke dalam kobaran api. Tujuh belas dari para martir tersebut adalah para pelayan istana. Salah seorang dari remaja yang wafat dimartir adalah St. Mbaga.
Ayahnya sendiri yang bertugas sebagai algojo pada hari itu.
Semoga kesaksian dari martiran mereka menginspirasi kita untuk bertekun dan setia mengimani Yesus sampai akhir hayat. Terimakasih untuk dukungan dan doa Anda untuk para imam dan calon imam pada hari Sabtu Imam ini. Selamat berweekend….
Pagi-pagi enak makan mendoan
Siang-siang asyik kita lotisan
Mari bertekun memberi kesaksian
Dalam perkataan, perbuatan dan tulisan. 
Berkah Dalem. Salam Teplok

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version