Home BERITA Percik Firman: Pondasi yang Kokoh

Percik Firman: Pondasi yang Kokoh

0

Sabtu, 22 Februari 2020
Pesta Tahta Santo Petrus
Bacaan Injil: Mat 16:13-19

“Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Jemaat-Ku” (Mat 16:18)

Saudari/a ku ytk., 

DALAM masyarakat Jawa, ada nasihat luhur terkait pentingnya pondasi yang kokoh dalam hidup berkeluarga. Diungkapkan demikian, “Bapak dienggo umpak, simbok dienggo tombok, simbah dienggo tambah, lan Gusti ingkang njangkepi”. Arti harafiahnya, bapak menjadi dasar hidup berkeluarga, ibu ikut memenuhi kekurangan yang ada, kakek nenek memberikan tambah berkah dan doa restu, dan Tuhan yang melengkapi.  

Hari ini Gereja merayakan pesta Tahta Santo Petrus. Nama Petrus ini mengisyaratkan bahwa Yesus meletakkan landasan atau pondasi Gereja-Nya di atas Petrus. “Engkaulah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya” (Mat 16,18). 

Nama aslinya adalah Simon. Yesus mengubah namanya menjadi Petrus. Istilah ’Petrus’ berasal dari bahasa Yunani Πετρος (Petros) yang berarti batu karang. Kata ini adalah terjemahan yang digunakan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru untuk nama Aramiac yaitu Cephas (Kefas), yang juga berarti batu (Yoh 1,42).

Santo Petrus dikenal sebagai paus pertama, pemimpin tertinggi dalam Gereja Katolik. Saat ini Gereja Katolik dipimpin oleh paus ke-266, yaitu Paus Fransiskus. Petrus sungguh contoh pemimpin yang bermartabat. Seorang pemimpin yang bermartabat itu tidak otomatis sempurna. Ia mengalami pengalaman yang sangat manusiawi dengan aneka pergulatan jatuh bangunnya. 

Saat ia keliru dan bersalah, ia menyesal dan bertobat. Saat ia mengalami kegagalan dan ketakutan, ia mau membuka diri untuk dibentuk Tuhan, siap berkorban, dan setia sampai akhir hayat. 

Petrus diangkat Yesus menjadi pemimpin para rasul. Sungguh menarik bahwa setiap tanggal 22 Februari, Gereja merayakan Pesta Tahta Santo Petrus. Merayakan pesta sebuah tahta atau kursi terasa janggal, saat kita pertama kali mendengarnya. Tetapi, kursi yang dimaksud di sini menunjuk pada primat dan wewenang yang dipercayakan Yesus Kristus kepada Santo Petrus, di mana keduanya secara bersama-sama merupakan suatu kekuatan pemersatu bagi segenap Gereja.

Primat dan wewenang ini dilambangkan dengan kursi Santo Petrus yang ditempatkan dekat dinding di belakang altar utama Basilika Santo Petrus, dalam suatu pahatan karya seni oleh artis Bernini. Pahatan tersebut merupakan wadah relikwi dari apa yang secara tradisional diyakini sebagai kursi asli atau cathedra Santo Petrus. Tentu yang terpenting bukanlah hal keaslian kursi itu sendiri, melainkan apa yang dilambangkan oleh kursi tersebut, yaitu Tahta Suci.

Pertanyaan refleksinya, apa yang mengesan bagi Anda tentang sosok Santo Petrus?

Selamat berpesta pelindung Tahta Santo Petrus.
Selamat berakhir pekan.

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari bumi Mertoyudan.
# Y. Gunawan,  Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version