Minggu, 14 Juni 2020
HR Tubuh dan Darah Kristus
Bacaan Injil: Yoh 6:51-56
“Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman” (Yoh 6:54)
Saudari/a ku ytk.,
BIASANYA pada saat Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, diadakan penerimaan komuni pertama bagi anak-anak. Tetapi tahun 2020 tradisi itu ditiadakan karena adanya Covid-19 sejak beberapa bulan yang lalu. Perayaan Ekaristi di berbagai tempat diadakan tanpa kehadiran umat.
Tahukah Anda inpirasi atau ide awal adanya Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus itu? Inspirasinya bermula dari mukjizat Ekaristi yang terjadi di kota Bolsena – Orvieto.
Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita akan daya Tubuh dan Darah Kristus. Kita akan diberi anugerah hidup yang kekal dan dibangkitkan pada akhir zaman. Tuhan Yesus mengungkapkan, “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman”.
Pada tahun 2018 saya bersyukur diperkenankan berziarah ke kota Orvieto, Italia Tengah. Bersama para mahasiswa dari berbagai kampus di Roma waktu itu, kami berziarah ke tempat mukjizat Ekaristi tersebut, agar makin mencintai dan menghayati Ekaristi. Suhu udara 3 derajat tidak menyurutkan semangat kami.
Seusai misa yang dipimpin oleh Mgr. Benedetto Tusia, Uskup Orvieto, kami diberi kesempatan berdoa dan melihat langsung “Kain korporal yang ada tetesan darah Yesus”, bukti mukjijat Ekaristi yang terjadi pada tahun 1263.
Kain korporal ini sekarang disimpan di dalam tabernakel di gereja katedral Orvieto tersebut. Dan tabernakel biasanya hanya dibuka pada saat Hari Raya Tubuh Darah Kristus, Hari Raya Maria Assumpta, Hari Natal sampai Epifani, serta Hari Raya Paskah sampai Pentakosta. Kami bersyukur seusai misa ziarah ini, Uskup Orvieto mengizinkan membuka tabernakel itu.
Mukjizat Ekaristi di Orvieto ini terjadi pada masa adanya ajaran sesat Berengarianisme merajalela di Eropa pada abad ke-12/13. Bidaah ini menyangkal Kehadiran Nyata Kristus dalam Ekaristi.
Pada tahun 1263, Pastor Petrus dari Prague sedang dalam perjalanan ziarah ke Roma karena ia menghadapi masalah yang amat serius. Ia merasakan kebimbangan yang besar mengenai Kehadiran Nyata Yesus dalam Ekaristi. Dalam perjalanan, ia singgah untuk bermalam di kota Bolsena, sekitar 70 mil sebelah utara Roma.
Keesokan harinya, Pastor Petrus merayakan Misa Kudus di Gereja Santa Kristina. Ketika ia mengucapkan kata-kata konsekrasi, “Inilah TubuhKu,” roti di tangannya berubah rupa menjadi Daging dan mulai mencucurkan darah dengan derasnya. Darah jatuh menetes ke kain korporal.
Pastor Petrus amat terperanjat. Dia tidak tahu apa yang harus diperbuatnya. Maka, ia membungkus Hosti Kudus dalam Korporal lalu pergi meninggalkan altar. Sementara ia berjalan pergi, tetesan-tetesan Darah jatuh ke atas lantai pualam di altar.
Pada tanggal 11 Agustus 1264, Paus Urbanus IV mengeluarkan Surat pernyataannya “Transiturus” (tentang mukjizat ini) yang sekaligus meresmikan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus untuk mengenang mukjizat itu.
Paus Urbanus IV langsung menugaskan St. Thomas Aquinas untuk menyusun tata cara dan doa khusus untuk menghormati Sakramen Maha Kudus sebagai Tubuh Kristus. Pada tahun yang sama, Bapa Suci memperkenalkan dua buah lagu puji-pujian yang digubah oleh St. Thomas Aquinas, yaitu: O Salutaris dan Tantum Ergo, yang dikenal dan masih dinyanyikan sampai saat ini di gereja-gereja.
Pertanyaan refleksinya, Masih ingatkah kapan Anda menerima komuni I dan Romo siapa yang menerimakannya waktu itu? Bagaimana penghayatan Anda terhadap Ekaristi selama ini?
Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan.# Y. Gunawan, Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)