Kamis, 29 Juni 2017: HR St Petrus dan Paulus (Rasul)
Bacaan : Mat 16:13-19
”Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya” (Mat 16:18)
Saudari/a ku ytk.,
Perjalanan panggilan menjadi imam itu sebuah misteri yang penuh kejutan dan berkah…Tanggal 29 Juni 2010, 7 tahun yg lalu, kami bersembilan ditahbiskan menjadi imam dari tangan Mgr. Johannes Pujasumarta.
Dulu awalnya saya tertarik mau menjadi imam SCJ 7 (Hati Kudus Yesus) karena kehadiran Fr Bernard Beda Kedang SCJ saat saya masih SMP. Tapi Tuhan menuntunku menjadi imam Diosesan (Praja) Keuskupan Agung Semarang. Salah satunya karena aku kehilangan kontak dengan Fr Bernard saat di seminari.
Ehhh… Saat saya mensyukuri ultah imamat ke-7 tahun 2017 ini, saya malah diberi kado Tuhan untuk tinggal di Generalat SCJ di Roma untuk menjalani perutusan Bapa Uskup studi lanjut di Roma … Tuhan memberi kejutan atau sedang bercanda yach?
Mengikuti Tuhan Yesus penuh kejutan. Itulah yang dialami Santo Petrus, yang rapuh dan pernah menyangkal Yesus sampai 3 kali. Dia dipilih Allah menjadi pemimpin para rasul. Yang rapuh dipilih Allah. Yang rapuh dianugerahi rahmat untuk bisa menghayati kesetiaan dan ketekunan berkarya. Bahkan dipercaya Yesus menjadi dasar batu karang tempat Gereja berdiri. Juga diserahi kunci Kerajaan Surga. “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya”.
Merenungkan dan mensyukuri rahmat panggilan imamat ini, saya dituntun pada kesadaran sekaligus keyakinan bahwa menjadi imam pun penuh kejutan dan rahmat tak terduga. Saya banyak kerapuhan dan kelemahan, bahkan penuh dosa. Tapi Tuhan malah memilih dan memanggil saya menjadi imam bagi Gereja-Nya.
“Taat dan Siap untuk Melakukan Perbuatan Baik” (Tit 3:1). Ad omne bonum paratus. Kalimat Santo Paulus itulah yang menguatkan saja melangkah di jalan panggilan imamat ini. Disponibilitas (kesiapsediaan) itulah yang berusaha saya hayati dalam perjalanan hidup panggilan imamat dan tugas perutusan saya.
Pesan Alm Romo St. Darmawijaya Pr, pembimbing rohani saya, kembali teringang, “Gun, Kowe dadi romo kuwi arep ngrewangi utawa ngrusuhi keuskupan?” (Gun, Kamu menjadi imam itu mau membantu atau merepoti keuskupan?). Sebuah pesan yang sederhana tapi mendalam.
Seorang kudus yang menjadi salah satu favorit saya, St. Alfonsus Maria de Liguori, merefleksikan ada 3 jalan untuk menghadapi hidup yang indah, yaitu:
- Jangan menunggu sampai saat terakhir. Kita semua akan mati dan mati hanya satu kali. Untuk itu selalu bersiap sedia menyambutnya kapan dan di mana saja. Harus diingat bahwa belumlah cukup menerima sakramen-sakramen pada saat ajal. Hal terpenting bagi kita adalah membenci dosa-dosa kita dan mencintai Allah dengan segenap hati.
- Periksalah batinmu dan bereskanlah hidupmu. Setiap hari selalu ada kesempatan untuk memeriksa batin kita di hadirat Tuhan. Kita juga memiliki kesempatan untuk mengikuti perayaan Ekaristi dan mengakui dosa-dosa kita. Di samping itu rajin membaca Kitab Suci dan berdevosi kepada Bunda Maria dan para kudus.
- Menghindarkan diri dari cinta duniawi. Mengutip St. Ambrosius, siapa yang mematikan cinta duniawi selama hidupnya akan mati dalam keadaan baik. Prinsip yang baik adalah menganggap bahwa setiap hari adalah hari yang terakhir di dalam hidup. Oleh karena itu, kita harus melakukan kegiatan pelayanan dengan baik, berdoa tanpa henti dan bertobat.
Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita. Jangan takut untuk maju dan bertobat meski kita pernah bersalah dan jatuh dalam dosa. Santo Petrus dan Santo Paulus menjadi inspirasi dan teladan kita. Mereka punya masa lalu yang ‘gelap’. Tapi karena keterbukaan hatinya, pertobatannya, dan kesiapsediaannya dipilih-dilibatkan Tuhan dalam karyaNya, mereka bisa menjadi berkat bagi banyak orang. Mereka menjadi soko guru Gereja, sehingga kita terbantu untuk “jejeg imane, cetho parane” (kuat iman kita, jelas arah hidup kita).
Selamat untuk para imam yang ditahbiskan tanggal 29 Juni. Selamat untuk Anda yang menikah tanggal 29 Juni. Dan selamat berpesta pelindung bagi Anda, sekolah, yayasan atau paroki yang berlindung pada Santo Petrus dan Santo Paulus.
Jalan-jalan sampai ke kota Pati
Hati gembira bermain di pantai
Jangan takut dan bimbang hati
Rahmat Tuhan pasti menyertai.
Berkah Dalem. Salam Teplok dari Roma.