KONON, Bapak Justinus Kardinal Darmojuwono yang menggantikan Mgr. Albertus Soegijapranata SJ mulai menggunakan tongkat gembala yang diwariskan kepada Uskup Agung Semarang beserta seluruh umat. Kepala tongkat gembala tersebut diawali dengan huruf “C” untuk Christus, dan bergambar burung Pelikan.
Dalam Surat Gembala Hari Pangan Sedunia 2011 Keuskupan Agung Semarang yang dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 15-16 Oktober 2011, bertema “Kamu Harus Memberi Mereka Makan (Mat 14:16), alm. Mgr. Pujasumarta berkisah tentang keluarga burung pelikan.
Berikut ini kisahnya. Di kalangan bangsa burung, ada kisah tentang keluarga burung pelikan di hutan yang subur. Konon, ketika musim kemarau tiba, kekeringanlah terjadi. Makhluk-makhluk hutan menderita, tidak terkecuali keluarga burung pelikan. Bencana kelaparan melanda hutan tersebut. Induk pelikan tidak diam saja menyaksikan anak-anaknya hampir mati kelaparan dan kehausan.
Ada suara lirih namun jelas terdengar oleh induk pelikan, “Kamu harus memberi mereka makan.”
Namun, tidak tersedia makan dan minum lagi untuk mereka. Induk Ppelikan tidak kehilangan akal. Ia sorongkan temboloknya, seakan berkata kepada anak-anaknya, “Makanlah tubuhku, minumlah darahku.”
Kalau induk pelikan saja, menurut lalm. Mgr. Pujasumarta, mendengar suara tersebut dan bertindak menurut suara itu, agar anak-anaknya selamat, tentu kita manusia, perempuan dan laki-laki, yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah akan mampu bertindak secara betanggungjawab, ketika mendengar suara Tuhan, “Kamu harus memberi mereka makan.”
Santo Thomas Aquinas telah membandingkan Kristus dengan induk pelikan yang bersedia memberikan hidupnya, agar anak-anaknya hidup.
Kisah tersebut tersimpan dalam bait 5 Adoro Te devote, atau Allah Yang Tersamar (Puji Syukur No. 560).
Dan sudah sejak lama burung pelikan dijadikan ornamen untuk liturgi Gereja. Panti imam di Ganjuran berhiaskan burung pelikan. Di altar kapel Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang juga berhiaskan burung pelikan. Konon, lencana para peserta Kongres Ekaristi di Yogyakarta tahun 1939 bergambar burung pelikan.
Begitu juga lukisan kaca pintu rumah Uskup KAS dan mitra yang dikenakan Bapa Uskup salah satunya berhiaskan burung pelikan. Di gedung baru Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan juga dihiasi gambar burung pelikan. Beberapa altar di gereja-gereja di Roma dan Vatikan juga berhiaskan burung pelikan.
Sumber: Menghidupi Teologi Berkah bersama Mgr. J. Pujasumarta, Kanisius, 2018, hlm. 313-314.
Rama, tongkat gembala khas Uskup Agung Semarang yang berbentuk pelikan tersebut sudah digunakan oleh Mgr. Soegijapranata, S.J. Hal itu bisa dilihat pada foto Misa Malam Natal di Pura Mangkunegaran tahun 1957 dan foto tahbisan imam di Muntilan tanggal 7 September 1958.