Perempuan yang Percaya

0
Percaya kepada Allah dan anak-Nya.

Puncta 7 Agustus 2024
Rabu Biasa XVIII
Matius 15:21-28

KALAU kita mempunyai niat yang besar, maka pasti juga akan disertai dengan usaha yang besar pula. Ada seorang ibu yang setiap malam Jum’at datang ke Sendang Sriningsih.

Ia bersama suami berdoa bagi anak laki-lakinya yang pengin masuk kuliah di perguruan tinggi negeri yang terkenal di Yogyakarta.

Probabilitasnya diterima sangat kecil. Tetapi ibu ini tetap percaya selalu ada kemungkinan. Ia yakin di mata Tuhan tidak ada yang mustahil.

Maka menjelang test tertulis, dia mengajak suami berdoa di depan Bunda Maria di Sendang Sriningsih.

Test tertulis lulus. Masuk tes wawancara. Kekawatiran muncul ketika dosen bertanya tentang namanya. “Mengapa namamu pakai Nataleo?”

Dia menjawab dengan tenang, “Saya lahir waktu Christmas Pak.” Dosen itu memandangi kertas CV hanya dengan diam yang panjang.

Orangtuanya tidak patah semangat. Mereka mengajak anaknya juga untuk makin kuat berdoa setiap tengah malam ke Sriningsih. Gelap, dingin, sepi, ngantuk dan lelah tak menyurutkan niat mereka, agar cita-cita anaknya tercapai.

Sesudah sembilan hari berdoa novena tiap malam, anaknya membuka email yang dikirim dari universitas, bahwa dirinya diterima. Seolah tidak percaya, tetapi mereka bersyukur, apa yang didoakan pada Tuhan, akhirnya terkabul.

Pengalaman perempuan dari Kanaan yang datang kepada Yesus, meminta kesembuhan anaknya, sekarang teraktualisasi kembali. Perempuan asing itu meminta dengan sangat kepada Yesus agar menyembuhkan anaknya.

Ia tak pernah mundur sedikit pun kendati menghadapi hambatan yang banyak. Murid-murid-Nya tak punya empati dan menganggapnya sebagai pengganggu dan pembawa masalah.

“Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.” Kalimat ini dengan terang menunjukkan penolakan para murid terhadap perempuan Kanaan itu. Mungkin Yesus juga terpengaruh oleh sikap para murid.

“Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata Yesus ini seperti menolak keinginan perempuan itu.

Tetapi di hati seorang ibu yang ada hanya keberhasilan dan kebahagiaan anaknya. Ia terus memohon dan tak pernah mundur sedikit pun.

Melihat niat dan usaha ibu yang tak kenal Lelah itu, akhirnya Yesus mengabulkan permohonannya. “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaumkehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.”

Jangan pernah lelah mengetuk pintu Tuhan. Jika Tuhan menutup pintu, Dia pasti akan membuka jendela. Teruslah berdoa dan datanglah kepada-Nya.

Dari Wonogiri pergi ke Paroki Danan,
Melewati lahan-lahan yang kekeringan.
Jangan lelah berdoa di rumah Tuhan,
Pintu-Nya pasti akan selalu dibukakan.

Wonogiri, terus berdoa dan berdoa
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version