Home BERITA Perempuan yang Sabar dan Rendah Hati

Perempuan yang Sabar dan Rendah Hati

0

Puncta 13 Februari 2025
Kamis Biasa V
Markus 7: 24-30

SEORANG ibu datang dengan menangis, karena kakaknya masuk ke rumah sakit harus menjalani operasi di kepala. Ada pembuluh darah yang pecah di otaknya.

Harus segera dilakukan pembedahan. Dia membutuhkan biaya yang tidak sedikit, karena kebetulan BPJS-nya sudah lama nunggak.

Ibu ini menghadapi beban kesulitan yang berat. Ia terus berdoa semoga Tuhan menolong memberi jalan bagi kesembuhan kakaknya.

Di saat bersamaan anaknya sedang menjalani tes masuk di SMA di Muntilan.

Doanya tidak pernah berhenti. Hanya Tuhan saja yang menjadi andalan. Untunglah anaknya diterima. Tuhan mendengarkan doanya. Tetapi dia membutuhkan surat pengantar dari Pastor Paroki.

Dia ditolak pastor paroki yang berasumsi bahwa dia meminta surat keringanan biaya. “Saya tidak bisa menolong. Tidak bisa lewat ‘orang dalam’,” kata Pastor.

Ibu ini menjelaskan bahwa yang diperlukan adalah surat keterangan sebagai umat dan aktif di paroki. Ia dikira mencari “katebelece“.

“Saya umat miskin, tetapi saya berusaha membiayai anak semampu saya. Hanya surat keterangan saja yang saya perlukan agar anak saya bisa melengkapi persyaratan masuk sekolah,” katanya sambil “ngelus dada”.

Yesus ditemui oleh seorang ibu dari Siro Fenisia, yang anaknya sakit kerasukan setan. Mungkin karena lelah seharian telah bekerja, kedatangan-Nya dirahasiakan supaya orang tidak mengetahui-Nya. Tetapi Ibu ini tahu dan langsung sujud memohon kepada-Nya.

Karena tidak mau diganggu, Yesus tidak menanggapi dan berkata, “Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”

Perempuan itu ditolak. Bahkan direndahkan seperti anjing. Tetapi dia tidak putus asa. “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.”

Dia tetap sabar dan rendah hati disamakan dengan anjing. Yang penting anaknya sembuh. Dan benar, Tuhan melihat iman ibu ini sangat kuat.

Tuhan berkata, “Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.”

Tuhan kadang menguji kesabaran dan ketekunan kita. Ibu dari Siro Fenisia itu menunjukkan kerendahan hati, ketekunan dan kesabarannya.

Mari kita terus sabar dan tekun meminta dengan percaya kepada Tuhan.

Jalan-jalan di Negeri Gajah,
Singgah dulu di Singapura.
Orang sabar dikasihi Allah,
Yang rendah hati disayangi-Nya.

Wonogiri, tetap sabar dan rendah hati
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version