Puncta 25.04.23
Pesta St. Markus, Penulis Injil
Markus 16:15-20
HARI ini kita memperingati St. Markus penulis Injil. Ia menulis perintah Yesus yang terakhir setelah bangkit kepada semua murid. “Pergilah ke seluruh dunia dan wartakanlah Injil kepada segala makhluk.”
Markus langsung mewartakan Injil. Pada mulanya dia berkeliling bersama Paulus dan Barnabas. Tetapi di tengah perjalanan ia berpisah dengan Paulus dan kemudian mengikuti Barnabas.
Markus pergi ke Mesir dan mewartakan Injil di sana. Ia dipercaya sebagai peletak dasar Gereja Kristen Koptik di Alexandria, Mesir. Umat Gereja Koptik percaya bahwa kematian Markus sebagai martir. Ia diikat dan diseret dengan seekor kuda melalui jalanan yang panas, keras penuh bebatuan sampai mati pada Paskah 68 M di Mesir.
Di Basilika St. Markus di Venesia, tempat jenasahnya disimpan terdapat relief yang menggambarkan bagaimana kematian St. Markus dan cerita bagaimana jasadnya dikirim dari Mesir ke Venesia.
Markus berasal dari keluarga Yahudi terpandang karena ibunya punya rumah dan pelayan di Yerusalem yang sering dipakai untuk berkumpulnya jemaat.
Ia dekat dengan Petrus dan menjadi asistennya. Maka banyak kisah-kisah tentang Yesus yang didengarnya langsung dari saksi-saksi pertama.
Kisah-kisah itu ditulisnya untuk jemaat agar mereka membacanya dan tahu siapa sesungguhnya Yesus dari Nasaret yang mati di salib dan bangkit mulia.
Markus menuliskan pada awal Injilnya. “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.” Di tengah Injilnya Markus mengisahkan Yesus yang menyembuhkan berbagai penyakit, mewartakan Kerajaan Allah dan mengajarkan tentang kasih.
Kemudian di bab terakhir tulisannya, Markus menyimpulkan bahwa Yesus adalah Anak Allah melalui ucapan kepala pasukan yang melihat bagaimana Yesus mati.
“Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia, “Sungguh orang ini adalah Anak Allah.”
Justru yang mengakui Yesus sebagai Anak Allah adalah kepala pasukan Romawi, orang kafir yang tidak percaya kepada Yesus. Markus menceritakan semua ini agar iman kita semakin dikuatkan.
Tugas untuk mewartakan Injil diamanatkan Yesus kepada semua murid-Nya tanpa kecuali. Sebagaimana Santo Markus pergi kemana-mana mewartakan Injil dan rela mati demi imannya, begitu pula kita diutus untuk pergi mewartakan Kabar Sukacita.
Di mana pun kita pergi: ke kantor, ke pasar, ke sekolah, ke mall, ke segala penjuru, kita bisa membawa Kabar Sukacita kepada mereka yang kita jumpai. Jangan membawa permusuhan dan kebencian, dendam dan sakit hati.
Pagi-pagi matahari bersinar terang,
Pertanda hari berjalan dengan cemerlang.
Jika kita ketemu dengan banyak orang,
Sapalah dia dengan senyum yang riang.
Cawas, wartakanlah kabar sukacita…
