TANGGAL 19 Juni 2011, umat katolik di Gereja Paroki St. Augustine di South St. Paul, Keuskupan Agung St. Paul – Minnesota, AS dibuat heboh oleh berita yang menyebutkan sebuah hosti telah jatuh saat komuni. Hosti itu juga berubah menjadi warna merah, ketika hendak dihancurkan atau dilarutkan dalam air –yang katanya—sesuai hukum ketentuan Gereja.
Belakangan malah disimpulkan, dari hasil analisis penyelidikan forensik atas fenomena munculnya “darah” pada hosti itu, Gereja menyatakan bahwa itu tak lebih sebuah efek sebuah proses reaksi kimiawi dan biologis yang diakibatkan oleh jamur.
Peristiwa serupa juga terjadi di Dallas, tahun 2006.
Seorang bocah memuntahkan hosti yang telah ditelannya ke dalam sebuah gelas berisi air. Dalam hitungan hari, hosti tak beragi itu juga berubah menjadi merah layaknya darah dan muncul lapisan seperti jaringan daging. Hasil laboratorium forensik juga menyimpulkan, hosti “berdarah” itu tak lebih sebuah hasil dari sebuah proses reaksi kimia dari sebuah jamur jenis mycelia dan koloni bakteri.
Tahun 1991 di Venezuela juga pernah ketiba peristiwa yang sama. Hasilnya kali ini sangat “positif” karena bercak-bercak darah itu punya ciri golongan darah jenis AB yang katanya sama dengan jenis darah yang terdapat pada bercak-bercak Kain Kafan Turin. (Bersambung)
Link:
www.sesawi.net/2012/04/16/hosti-berdarah-di-gereja-santo-fransiskus-xaverius-kidul-loji-yogyakarta/
http://www.sesawi.net/2012/04/17/peristiwa-hosti-berdarah-dalam-percakapan-dua-pastur/
sungguh tercengang saya membaca artikel ini.
sebelumnya saya mohon maaf karena artikel mengenai “Hosti Berdarah di Gereja Kidul Loji” saya copas kedalam blog saya.
Semoga dengan penelitian forensik ini tidak mengakibatkan iman yang menjadi goyah, namun mennguatkan iman kita.
saya menantikan artikel berikutnya dari artikel ini.
Terima Kasih.
Berkah Dalem.
Benar, peristiwa semacam itu bukan baru pertama kali terjadi di dunia ini. Dalam buku “Mukjizat Ekaristi” terbitan Marian Center Indonesia (2005)dicatat berbagai peristiwa serupa. Saya pun percaya tidak dengan akal, melainkan dengan iman. Hosti yang sudah dikonsekrasikan menjadi Tubuh Tuhan Yesus sendiri. Saya setuju dengan Mgr. J. Pudjasumarta, bhw kita perlu semakin menaruh hormat terhadap ekaristi sebagai Sakramen Mahakudus. Maka sebagai seorang prodiakon paroki, saya tangan saya sering gemetar pada waktu menerimakan komuni suci, karena saya sering membayangkan bahwa yang sedang saya bagikan dengan tangan saya yang berdosa ini adalah Tubuh Tuhan yang mahasuci. Terima kasih Tuhan Yesus, Engkaulah segala-galanya bagiku.
CARA MENERIMA KOMUNI DENGAN LIDAH
Sebagaimana dianjurkan Bapa Suci Paus Benedictus XVI agar menerima komuni dengan lidah dan berlutut, ternyata cara ini belum dapat dilaksanakan kecuali pada misa di Vatican, di mana umat yang menerima komuni langsung dari Sri Paus pelaksanaannya ternyata dengan berlutut dan dengan menggunakan lidah. Hal ini dapat dilihat pada perayaan misa baik Paskah maupun Natal di televisi. Kenapa sampai saat ini cara seperti ini di Indonesia tidak dijalankan, bahkan sering umat yang menghendaki menerima komuni dengan lidah sering ditolak dengan kasar. Contohnya pernah terjadi pada misa kudus di Gereja Kidul Loji Yogyakarta. Sebagai akibatnya terjadi pelecehan terhadap komuni kudus/sakramen Maha Kudus oleh seorang imam setempat. Apakah ini ada nhubungannya dengan peristiwa hosti berdarah yang terjadi di Gereja Kidul Loji? yang artinya periatiwa sakral penerimaan komuni kudus tidak dijalankan dengan pantas/ tidak dihormatinya sakramen Maha Kudus.Apalagi juga sering terjadi KETERLAMBATAN misa, bahkan pernah terjadi Misa pertama hari Minggu terlambat 15 menit??? Maka marilah kita bertobat, terutama sekali untuk Gereja Franxiscus Xaferius Kidul Loji Yogyakarta.
Mengapa tubuh Kristus terluka dan harus disalibkan lagi? Marilah kita memuliakan dan menghormati tubuh Kristus.
TIDAK HORMAT MISA KUDUS SERING KALI TELAT
Benar memang pernah terjadi, bahwa misa pada hari minggu pagi terlambat sampai 15 meni. Anehnya , Pada Misa hari Senin/ harian berikutnya Misa terlambat lagi, duh..betapa tidak dihormatinya Sakramen Maha Suci dalam Ekaristi kudus di gereja Kidul Loji..
Pramila Kepareng matur dumateng ROMO KANJENG Mgr.Pujo Bilih paraputra Gereja Kidul loji Ngayogyakarta Hadiningrat, gadah panyuwunan supadossa Misa Kudus Mboten wongsal-wangsul tansah telat, saestu kirang hormat tho romo menawi kerep telat? langkung remen maleh menawi Romo Kanjeng Pujo, kersa kala-kala rawuh dateng Kidul loji tentu grejo kevikepan Ngayogjakarta hadiningrat badhe dados grejo ingkang langkung sae maleh. Nuwun sewu romo Kanjeng Pujo, pareng Tho putra-putra gadah panyuwunan…Matur Nuwun Berkah Dalem.
Sepindah Maleh Maturnuwun lan nyuwun sewu lho Romo kanjeng Pujo..
Ternyata peristiwa hosti berdarah bukan kejadian yang pertama kali, namun juga terjadi peritiwa yang sama di beberapa negara lain juga. Makna yang dapat dipetik dari peristiwa ini mungkin sebagai peringatan dan teguran dari yang Di Atas kepada umat Nya untuk tidak menganggap hosti hanya sebagai “sekedar roti”….
Apakah benar atau tidak nya peristiwa tersebut hanya reaksi kimia, sebaik nya tidak perlu diungkap anggap saja tuhan yesus hadir di tengah tengah kita dan dengan kejadian ini iman kita dikuat kan untuk percaya kepada nya. Amin…
Bukan masalahnya benar atau tidak peristiwa itu.Tetapi iman kita mengajak untuk percaya dan percaya bahwa Hosti yg sdh dikonsekrasi,adalah “Tubuh dan Darah Kristus” yang hidup.
Seandainya benar terjadi,pasti Tuhan punya maksud tertentu,yang suilit kita artikan. Tuhan Yesus,kuatkanlah iman kami. Ignatius.