Home BERITA Perjalanan Bersama Masa Formasi Membiara dan Imamat Tetap Mengkristal

Perjalanan Bersama Masa Formasi Membiara dan Imamat Tetap Mengkristal

Para Frater SCJ di Skolastikat di Jl Kaliurang Yogyakarta by Ist

SETIAP perjumpaan  berakhir dengan perpisahan. Pada bulan November 1974, inilah forum perjumpaan dari:

  • 7 seminaris Stella Maris Bogor.
  • 7 seminaris Santo Paulus Palembang.
  • Seorang seminaris Petrus Canisius Mertoyudan.
  • Seorang seminaris Realino Jogyakarta.
  • Seorang lulusan SPSA/SMPS Tarakanita Jogyakarta.

Ini mengawali ziarah Formasi Calon Imam dan Bruder SCJ angkatan 1975.

Yah, 46 tahun yang lalu. Tidak semua serba mulus. Sebab ada yang sebulan di Skolastikat SCJ di Km 75, Jalan Kaliurang, eee….tidak tahu ke mana out-nya.

Saat kembali dari TOP pada akhir 1979, ke-17 itu tinggal separuh. Jelas ada optimisme sekaligus pesimisme, karena Yesus pun sudah bersabda, “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.” (Mat 22:14).

Saudaraku semua, oh jangan dilihat konteks kutipan ini lho. Ngeri. Karena soal siapa masuk surga dan siapa tidak. Ha..ha… ha…

Nama-nama paraban

Yang pasti bahwa menjadi “murid-murid Yesus Kristus” yang dikenal oleh-Nya lengkap dengan “nick-name” alias “paraban” (GoCeng, Ngaxxx, MulCeng, Bawor, Balung, Gareng, Bronsong, SuroHaha, Thelo, dslsb.) jika ditulis sebagai bagian dari Injil oh, semua menerima peneguhan dan di dalam hati senantiasa mengkristal nilai-nilai keabadian yang berkenan pada Hati Kudus Yesus.

Tiada kata untuk mengatakan bahwa masing-masing “gagal”. Yah, tidak sampai Imamat Tertahbis, itu benar.

Tetapi “panggilan” Dia tetap menggema di dalam Kawanan Domba, yang disebutnya Gereja Umat Allah.

Seterusnya semua “diutus” untuk menjadi murid-muridNya dengan jurus-jurus kharismatik yang dipersembahkan demi meluasnya Kerajaan Allah, yang bagi SCJ disebutnya Kerajaan Hati Kudus Yesus di dalam jiwa, Gereja dan Masyarakat.

Pembaca buku-buku atau sebangsanya Terbitan Yayasan Kanisius Yogyakarta, tidak menyangka bahwa seorang murid Yesus, yang meniti panggilan sampai selesai tingkat VI, sampai pensiun telah berjasa meneliti kalimat demi kalimat yang ditulis oleh Pater Cletus Groenen OFM, Pater Tom Jacobs, dan pengarang lain.

Para frater SCJ dalam sebuah pertemuan tahun lawas by ist

Berapa murid lulusan sekolah-sekolah di Pringsewu dan Panutan, Lampung Selatan, yang tidak kenal dengan guru agama, guru musik… yang sekarang masih banyak dikenang.

Di SPK Perdhaki, sekarang STIPKES, yang turut menopang keberadaan sah Universitas Musi-Charitas, yang tidak mengenal Pak Barjaniarta.

Di Cirebon, di Ambahrawa, di TNI Cijantung, pernah  berbhakti sampai wafat, yaitu pribadi-pribadi seangkatan Skolastikat SCJ 1975.

Siapa yang pernah dan masih hidup di kota Purwokerto, siapa tidak kenal Bapak Markus Trivida Supriyanto alias Suparno.

Belum lagi Bapak Adil Gintings yang bergabung kemudian pada kawanan yang satu ini dan mengabdi sebagai Guru Bahasa Inggris, baik di Pulau Galang, Unsri maupun di Solo, Jawa Tengah sana.

Hidup ini ibarat “naik perahu sebiduk sehaluan” membiarkan diri dibawa arus atau didorong oleh motor kehidupan yang menempel di buritan.

Setelah sampai di muara dan memasuki samudra luas membentang ada ucapan, “Sayonara”, meskipun kristalisasi pengalaman naik perahu yang sebiduk sehaluan tiada pernah terlupakan.

Yang berkeluarga, akan berkisah pada isteri dan anak-anak, yang tetap membujang alias selibat sebagai biarawan atau imam, akan merasa rindu ketika nama-nama paraban atawa “nick-name” itu diucapkan oleh teman-teman dulu.

Untaian kisah seperti ini menjadi kekhasan kelompok Alumni Seminari, baik Menengah maupun Tinggi, yang tiap hari bisa diwujudnyatakan melalui WA, dan secara berkala temu-darat untuk hahahiki dengan sapaan dan tuturan yang tidak habis dituang di dalam periode singkat sehari.

“Ya, Yesus, Engkau telah memanggil kami untuk menjadi murid-murid-Mu. Dan entah status dan fungsi apakah yang nyatanya Engkau berikan kepada kami, Engkau tetap mengutus kami pribadi lepas pribadi di dalam kerangka hidup mengGereja dan meMasyarakat. Terimalah, ya Yesus diri kami ini. Amin.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version