Rm. Terry memimpin lagu “Dengar Dia Panggil Nama Saya” sekalian sebagai panggilan bagi semua terutama yang belum hadir di ruang makan untuk segera datang. Maka untuk sementara lagu ini identik ‘dengar dia panggil untuk makan’.
Setelah sarapan pagi, masing-masing petugas logistik tiap kelompok menyiapkan perlengkapan yang dibawa agar tidak ada yang ketinggalan. Rm. Jimmy Tumbelaka tiba di Lotta ketika kami sedang bersiap-siap untuk pergi.
Rombongan dibagi dalam 3 Kelompok, Pulau Gangga, Kulu dan Tarabitan. Rombongan yang akan ke Kulu dan Tarabitan terlebih dahulu mampir di Pastoran Kokole, sedangkan yang akan ke Pulau Gangga langsung menuju Likupang, untuk seterusnya naik kapal menuju P. Gangga.
Hipertensi
Banyak kisah yang menarik selama pelayanan medis. Satu hal mencolok, masyarakat di ketiga tempat ini rata-rata menderita hipertensi. Di Tarabitan, Grace dan Mike yang bertugas mengukur tekanan darah pasien sampai harus meminta dr. Irene memeriksa ulang pasiennya karena tekanan darahnya 280/160!.
Vensi masih sempat mengirim update data dan keluhan pasien di Kulu melalui BBM. Kabarnya sama, ‘terbanyak mengidap hipertensi’.
Dialek bahasa Indonesia yang sangat beragam bisa membingungkan juga. Ketika ada pasien mengeluh ‘buku-buku’ sakit tak urung membuat penerima pendaftaran yang bertugas mencatat keluhan pasien menjadi bingung, dokternya lebih bingung lagi.
Setelah ditanya lebih lanjut baru jelas ternyata buku buku yang dimaksud adalah persendian!. Maka istilah medis yang tidak pernah diperoleh di bangku kuliah fakultas kedokteran pun muncul, ‘sekrup-sekrup’ sakit. Lebih parah lagi ‘sakit sekompleks’, rupanya yang dimaksud seluruh bagian terasa sakit.
Begitulah lain padang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya. Dr. Lukas menjadi akrab dengan keluhansakit sekrup dan buku buku ini. bersambung