Home BERITA Pernas IX Karya Kepausan Indonesia, Majukan dan Kembangkan Serikat KKI (7)

Pernas IX Karya Kepausan Indonesia, Majukan dan Kembangkan Serikat KKI (7)

0
Paparan kesaksian dari para peserta T-SOM (Teens School Of Mission) angkatan ke-2 yang berasal dari delapan keuskupan di Indonesia. (Angel Li)

SORE hari ketiga Pernas IX KKI dibuka dengan pembacaan hasil diskusi, usulan setiap regio mengenai lokasi Jambore SEKAMI 2023. Ini seiring dengan perayaan 180 tahun Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner.

Hasilnya dibacakan oleh Romo Herman Yoseph Babey.

Beberapa usulan lokasi Jambore SEKAMI 2023

Empat regio mengusulkan kegiatan dilakukan di Makassar, sementara dua regio mengusulkan di Jawa. Regio MAM mengusulkan Surabaya.

Keputusan belum diambil, menunggu koordinasi Dirdios Keuskupan Agung Makassar Romo Junarto Timbang dengan Bapak Uskup Mgr. Johannes Liku Ada’.

Suasana presentasi hasil-hasil diskusi di hari terakhir pelaksanaan pertemuan nasional Karya Kepausan Indonesia (KKI) di Bali, 4-7 Agustus 2022 di Bali. (Angel Li)

Optimalisasi serikat-serikat di KKI

Sesi kemudian dilanjutkan dengan “Presentasi Hasil Diskusi Kelompok Serikat” yang dimoderatori oleh Romo Martin Nule, SVD.

Pada malam sebelumnya telah dilakukan diskusi kelompok per-regio dengan topik: “Inspirasi dan Optimalisasi 4 Serikat KKI.”

Regio Nusra memulai presentasi, dibawakan oleh Romo Fransiskus Xaverius Wio Hurint. Presentasi dilanjutkan oleh Regio MAM yang dibawakan oleh Romo Isaias Pius Titirloloby.

Menyusul Regio Papua oleh Romo Kleopas Sondegau, lalu Regio Kalimantan masing-masing oleh Romo Petrus Ping Poto MSF dan Romo Patrisius Piki.

Presentasi Regio Jawa dibawakan oleh Romo Yosef Irianto Segu. Sementara presentasi Regio Sumatera dibawakan oleh Sr. Dominika Nababan OSF.

Mengenai karya untuk Serikat Kepausan Pengembangan Iman, hasil diskusi salah satu regio menyatakan berikut ini.

Mengingat sudah ada karya yang serupa di komisi-komisi keuskupan antara lain: Komisi Seminari, Komisi Panggilan, Komisi Kateketik, maka regio akan membiarkan komisi-komisi tersebut melaksanakan tugas mereka.

Para peserta pertemuan nasional Karya Kepausan Indonesia (KKI) selalu aktif bertanya dan bertanya, setiap kali paparan hasil diskusi atau presentasi disampaikan ke publik. (Angel Li)
Jangan malu bertanya dan jangan sungkan pula untuk mengemukakan pendapat atau tanggapan. Inilah suasana hari terakhir pertemuan nasional Karya Kepausan Indonesia (KKI) di Bali, Agustus 2022. (Angel Li)

Mari lakukan sesuatu

Mengomentari hal ini, Romo Markus Nur Widipranoto Pr selaku Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia bertanya demikian. “Apakah dengan demikian, kita tidak akan melakukan sesuatu, dan semuanya hanya menjadi urusan komisi-komisi tersebut?”

Romo kembali mengingatkan agar para Dirdios tidak menyerah begitu saja.

Ini bukan berarti bermaksud mengganggu karya atau kerja dari komisi-komisi yang sudah ada di keuskupan.

Namun bagaimana agar KKI memiliki kreativitas dan terobosan dengan mengingat Roh dasar dari KKI adalah semangat misioner, yang merupakan kekhasan KKI.

Pengembangan iman bukan sekadar bagaimana membuat iman itu tumbuh, tetapi juga bagaimana agar semangat misioner bisa dibangkitkan dan ditularkan sehingga umat memiliki kesadaran misioner.

Poin inilah yang khusus dari KKI dan mungkin luput dari komisi-komisi lain.

Forum diskusi dan penyampaian hasil rembug bersama di hari terakhir pertemuan nasional Karya Kepausan Indonesia (KKI) di Bali, Agustus 2022. (Angel Li)
Inilah saatnya bertanya untuk memperjelas masalah dan mencari solusinya. Demikian yang terjadi di hari terakhir pertemuan nasional Karya Kepausan Indonesia (KKI) awal Agustus 2022. (Angel Li)

Majukan dan kembangkan tiga serikat lainnya

Setelah setiap regio selesai mempresentasikan hasil diskusi mereka untuk Inspirasi dan Optimalisasi 4 Serikat KKI, pada sesi Dari Hati ke Hati, Romo Nurwidi mengungkapkan kerinduannya agar setiap serikat KKI bisa hidup, bukan hanya SEKAMI saja.

Romo Nurwidipranoto Pr kemudian berpesan demikian.

“Tanpa mengabaikan SEKAMI, kita akan terus berusaha menghidupkan serikat-serikat yang lain. SEKAMI sudah sangat terkenal dan maju, semoga tiga serikat KKI lain dapat menyusul.

Entry point-nya adalah dengan menghidupkan hari-hari misi. Bagaimana kita mengoptimalkan program-program dan kegiatan pada hari-hari ini.”

Ada tiga Hari Misi penting dalam setahun, yaitu:

  • Hari Anak Misioner.
  • Hari Minggu Panggilan.
  • Hari Minggu Misi.
Syering dan paparan pengalaman dari Teens School of Mission (T-SOM) angkatan ke-2. (Angel Li)

Teens School of Mission angkatan ke-2

Sesi terakhir hari itu sebelum completorium diisi oleh kedatangan para remaja T-SOM (Teens School Of Mission) angkatan ke-2 beserta para pendampingnya.

Mereka melakukan syering mengenai pengalaman dan pencapaian mereka selama mengikuti program T-SOM nasional.

T-SOM adalah Sekolah Misi Remaja yang diadakan oleh Karya Kepausan Indonesia.

Angkatan kedua mengikutsertakan para remaja dari delapan keuskupan, yaitu: Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Bogor, Keuskupan Bandung, Keuskupan Surabaya, Keuskupan Agung Makassar, Keuskupan Manokwari-Sorong, Keuskupan Agung Palembang, dan Keuskupan Sintang.

Ide awal lahirnya T-SOM dari Jambore Nasional SEKAMI 2018. Saat itu para remaja telah membuat komitmen misioner.

KKI ingin agar komitmen tersebut tumbuh dan berbuah sehingga lahirlah kesanggupan menindaklanjuti pendampingan iman pasca Jamnas SEKAMI melalui T-SOM selama satu tahun.

Visi T-SOM adalah “Remaja Katolik hidup dalam Kristus dengan gembira, cerdas, tangguh dan misioner.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version