Quotes hari Selasa 23 Juli 2024.
Sebagai bagian dari Umat di Keuskupan Agung Semarang, kita tidak asing dengan istilah “Persaudaraan Sejati dan Peradaban Kasih”
Melalui bacaan-bacaan hari ini, kita diingatkan bagaimana membangun persaudaraan sejati, bersaudara dengan siapa pun tanpa harus memisah-misahkan atau membuat sekat-sekat. Meskipun dalam kenyataannya, di sekitar kita selalu ada perbedaan.
Misalnya ada kelompok-kelompok doa, kelompok kategorial, paguyuban, dan lain-lain yang apabila tidak hati-hati, d imana masing-masing keukeuh dengan kelompoknya itu, justru akan “memecah belah” umat.
Dalam Gereja selalu ada berbagai macam kelompok yang juga tidak mudah untuk menghadirkan persaudaraan antar kelompok itu. Kelompok-kelompok yang ada di dalam gereja hendaklah juga membangun peradaban kasih.
Membangun peradaban kasih
Apa itu peradaban kasih?
Semua yang ada dalam perbedaan masing-masing, juga termasuk dalam komunitas, entah itu di susteran, bruderan, pastoran, tetap harus membangun peradaban kasih.
Kasih yang harus menjadi dasar dari semuanya itu. Maka akan mudah terbangun persaudaraan yang sejati. Kapan itu? Sempurnanya persaudaraan sejati saatnya nanti kita bersama-sama menghadap Tuhan, persaudaraan sejati di kalangan orang-orang Kudus.
Maka selama di dunia ini marilah kita membangun persaudaraan sejati dengan peradaban kasih. Biarlah perbedaan ada, tetapi kalau kasih yang berbicara pasti semuanya akan teratasi.
Seperti inti pada Bacaan Pertama dari nubuat Mikha adalah pengampunan (kasih). Allah begitu besar kasih-Nya, seperti seorang gembala yang memimpin umatnya dalam kasih.
Marilah kita mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan, kelompok-kelompok yang kita ikuti, menempatkan kasih sebagai pengikat yang menyempurnakan dalam membangun persaudaraan yang sejati.
Berkah Dalem🙏
Romo Yoseph Aris Triyanto MSF dari Gereja Santo Paulus Paroki Kleco Solo
