PADA Pesta St. Bernadus Abas hari Sabtu tanggal 20 Agustus 2022 ini, Pertapaan Trappist di Lamanabi, Flores Timur, resmi menerima novis baru. Namanya Fr. Paulus OCSO.
“Di hari pesta Bapa Bernardus ini, kita juga bersukacita karena kita resmi menerima Fr. Paulus menjadi anggota baru komunitas kita. Ia kini menjadi novis tahun pertama di Biara Trappist Lamanabi ini,” tulis Romo Antonius Anjar Daniadi OCSO kepada Sesawi.Net, Sabtu (20/8/2022) siang.
Sekolah Cinta Kasih
Santo Bernardus, demikian tulis Romo Antonius Anjar Daniadi OCSO dalam wejangan rohaninya sangat menekankan, biara adalah Sekolah Cinta Kasih – tempat di mana para rahib belajar semakin mengenal dan menerima diri apa adanya.
Biara Trappist di mana pun juga menjadi tempat untuk:
- Belajar semakin dalam dan tulus untuk mencari dan menemukan Allah;
- Mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan;
- Mengenal dan mengasihi sesama saudara seperti mengasihi diri sendiri.
“Proses pembelajaran ini membutuhkan waktu dan proses yang panjang, butuh pertobatan dan kerendahan hati, butuh kesabaran dan komitmen, dan yang paling mendasar dan utama, membutuhkan rahmat pertolongan dari Allah,” tulis Romo Antonius Anjar Daniadi OCSO.
Butuh bantuan ilahi sebagai rahib
Mengapa kita butuh bantuan ilahi dalam setiap langkah hidup kita sebagai rahib?
Demikian pertanyaan penting yang diajukan Romo Antonius Anjar Daniadi OCSO dalam pengantar lanjutan pada proses penerimaan Fr. Paulus OSC sebagai novis tahun pertama Ordo Cisterciensis.
“Itu karena dalam Sekolah Pengabdian Tuhan ini, kemajuan rohani yang dicapai dan dialami tanpa rahmat Allah bisa berubah menjadi berhala diri dan kesombongan. Semua itu pada akhirnya malah berujung pada api neraka dan bukannya hidup kekal,” tulis Antonius Anjar Daniadi OCSO.
Takut akan Allah
Karena itu dan melalui bacaan hasil pilihan Fr. Paulus OCSO sendiri untuk perayaan hari ini, Santo Benediktus mengingkatkan kita -para rahib Trappist- tentang pentingnya semangat takut akan Allah.
Santo Benediktus berkata: “Anak tangga kerendahan hati yang pertama adalah apabila orang selalu menempatkan rasa takutnya akan Allah di depan pandangannya dan sama sekali menjauhkan diri dari kelengahan.”
“Bacaan ini tentu saja bukan hanya bermakna bagi Fr. Paulus OCSO yang akan memulai masa novisiat kanoniknya mulai hari Sabtu tanggal 20 Agustus 2022 ini. Tetapi juga bagi kita semua yang telah memilih untuk mengabdi Tuhan melalui cara hidup monastik di Biara Trappist Lamanabi ini,” tulis Romo Antonius Anjar Daniadi OCSO.
Semangat “takut akan Allah” akan selalu mendorong kita -para rahib Trappist- untuk selalu belajar hidup damai dalam rahmat kasih Tuhan; dalam semangat kerendahan hati yang jujur, tanpa dibuat-buat, dan tanpa pamrih akan pujian dan pengakuan.
Caranya
Bapa Benediktus juga menjelaskan cara bagaimana para rahib mesti menjaga semangat takut akan Allah.
Cara pertama adalah menjaga ingatan akan semua perintah Allah dan selalu ingat akan kehadiran Allah.
Tentu saja, kita pasti ingat bahwa inti dari semua perintah Allah adalah mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Dalam hidup bersama yang penuh kasih, Allah hadir dan meraja di antara kita.
Sedangkan cara kedua adalah menjaga diri secara utuh, dengan selalu mengendalikan jiwa dan raga, pikiran dan perkataan, tangan dan kaki, supaya tidak berbuat dosa karena didorong oleh kehendak sendiri dan keinginan daging.
Supaya jiwa dan raga kita tetap sehat dan semangat, maka latihan rohani seperti doa ibadat harian dan doa pribadi, lectio dan meditasi, kerja tangan dan hidup persaudaraan mesti ditekuni secara konsisten. Juga harus disertai refleksi harian dan diskresi berkelanjutan bersama dengan para pembimbing rohani dan para saudara sekomunitas.
“Karena itu, selamat bertekun untuk Fr. Paulus di dalam Sekolah Pengabdian Tuhan dan di dalam Sekolah Cinta Kasih di Komunitas Trappist Lamanabi ini. Tetaplah jaga semangat Takut Akan Allah dan tetap setia menjaga kesehatan jasmani dan rohani,” sapa Romo Antonius Anjar Daniadi OCSO.
“Bagi para saudara sekomunitas, mari kita sama-sama saling mendukung dan mendoakan dalam kebaikan, supaya kita semua tidak lengah dan jatuh ke dalam dosa, tetapi tetap teguh dalam iman dan setia dalam panggilan monastik kita, berjalan bersama menuju hidup kekal. Amin,” tutup Romo Antonius Anjar Daniadi OCSO dalam risalahnya.