Bacaan 1: Yun 3:1-10
Injil: Luk 11:29-32
Salah satu reksa pastoral Keuskupan Bogor yang dipaparkan dalam Sinode beberapa waktu lalu adalah “Transformasi” kelembagaan. Namun sebelum menuju ke arah sana, setiap individu yang terlibat harus melakukan transformasi dan pertobatan secara individual terlebih dulu.
Bagaimana bisa merubah sebuah lembaga jika individu-individu yang membentuk lembaga tersebut tidak berubah terlebih dahulu?
Dalam masa pra paskah ini kita diajak untuk menjalani “Retret Agung”. Dimana setiap umat diminta untuk merenungkan perjalanan hidupnya dan bertobat.
Bacaan-bacaan hari ini sangat mendukung untuk memahami bagaimana suatu pertobatan individual mampu mendorong pertobatan komunal.
Pada firman yang disampaikan untuk kedua kalinya oleh Allah, maka Yunus tidak bisa lagi mengelak. Saat firman yang pertama, Yunus mencoba mengelak dengan melarikan diri ke Tarsis. Namun Allah membuatnya sadar dan bertobat, sehingga saat dimuntahkan dari perut ikan besar, Yunus langsung melaksanakan apa yang diperintahkan oleh firman tersebut yaitu pertobatan bagi Niniwe.
Seluruh kota Niniwe (komunal) mulai dari raja, rakyat hingga hewan ternak melakukan refleksi dan berpuasa penuh (tidak makan dan minum) untuk merebut “Hati Allah” kembali berpaling kepada mereka supaya tidak jadi dihukum.
Dan berhasil !
Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.
Tanda Yunus dimaksudkan untuk melambangkan “Misi Penyelamatan Allah” bagi kota Niniwe khususnya dan semua makhluk pada umumnya. Tiga hari dalam perut ikan menjalani masa pertobatan dan saat dimuntahkan langsung memberitakan injil.
Tanda ini pula yang disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada para imam Yahudi. Mereka baru saja menyaksikan mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus namun masih meminta tanda lagi. Sebetulnya bukan pada tanda itu penekanannya namun pikiran dan hati kotor untuk menjebak Yesus yang mereka anggap sebagai “Penghujat Allah”.
Paralel dengan kisah Yunus, Tuhan Yesus akan berada di “perut bumi” selama tiga hari tiga malam mempertobatkan jiwa-jiwa dalam penantian. Ini menjadi pemberitahuan kedua secara publik bahwa Yesus akan dibangkitkan tiga hari setelah kematian-Nya (pemberitahuan pertama dicatat pada Yohanes 2:19).
Tuhan Yesus mewartakan “Misi Keselamatan” agar orang-orang mau mendengarkan-Nya dan bertobat.
Pesan hari ini
Kamu diutus untuk mempertobatkan orang-orang disekitarmu, namun sebelum itu dirimu harus bertobat terlebih dahulu.
“Apakah kamu mau mempertaruhkan hidupmu untuk seseorang? Lakukan untuk Kristus.”