Home BERITA Pesta Perak 3 Sekawan ; Catatan Perjalanan Misi KBKK ke Manado (6)

Pesta Perak 3 Sekawan ; Catatan Perjalanan Misi KBKK ke Manado (6)

2

Senin pagi, rombongan dibagi dalam dua kelompok. Kelompok 1 menghadiri perayaan ekaristi Pesta Perak Imamat Pst. John Karundeng di Paniki Bawah. Kelompok 2 ke Lembean menghadiri Pesta Perak Pst. Feighty Boseke. Perayaaan Pesta Perak, saya mengikuti kelompok 2, sungguh-sungguh meriah.

Yubilaris diarak ke gereja dengan barisan drum band di depan dan di akhir barisan para pemain musik tiup. Misa dihadiri oleh umat paroki dan keluarga serta undangan. Imam-imam se kevikepan ikut dalam barisan konselebrasi.
Sungguh kegembiraan imamat yang luar biasa saya rasakan. Setelah misa sempat menikmati aneka kue di pastoran lalu kembali untuk makan siang karena jam 17.00 masih akan mengikuti misa pesta perak Rm. Terry di Lotta.

Misa Pesta Perak Rm. Terry berlangsung hikmat dan meriah. Liturgi tertata apik. Rm. Terry menjadi selebran utama diapit Mgr. Joseph Suwatan dan Mgr. P.C. Mandagi (Uskup Amboina). Setelah perayaan ekaristi acara dilanjutkan dengan santap malam bersama dan pagelaran seni budaya Minahasa. Semua larut dalam kemeriahan pesta. Malam ini boleh tidur lebih larut karena besok baru akan misa sore hari di Biara Suster Karmel, Kakaskasen.

Ke Bunaken
Pagi-pagi masing-masing sudah sibuk dengan persiapan karena hari ini akan ke Bunaken. Perjalanan dengan kapal ke Bunaken diisi dengan keceriaan canda tawa. Begitu tiba, pemilik restoran menawarkan kalau-kalau ada yang ingin diving atau snorkling.

Maka beberapa segera mencoba pakaian diving dan peralatan lain yang tersedia lalu naik kapal kembali untuk mencari spot-spot terbaik untuk diving. Sebagian rombongan yang tidak ikut diving/snorkling mengisi waktu dengan sharing pengalaman perjalanan bakti kasih kali ini. Aneka pengalaman diungkapkan.

Yang terpenting masing-masing merasa bahwa Penyelenggaraan Ilahi sungguh dirasakan dalam semua peristiwa, baik ketika pelayanan maupun ketika merasakan berbagai kemudahan karena selalu saja ada orang-orang yang berbaik hati menolong. Bahkan boleh jadi apa yang kita terima lebih besar daripada apa yang kita berikan. Setelah sharing masih sempat melihat keindahan bawah laut Bunaken dari atas kapal yang di dasarnya disediakan kaca sehingga kita bisa melihat taman bawah laut dengan leluasa.

Kembali dari Bunaken menikmati makan siang di Restoran Minahasa lalu menyempatkan diri singgah membeli ole ole. Acara membeli ole-ole tidak berlangsung lama karena harus segera pulang berhubung jam 16.30 harus berangkat ke Biara Karmel St. Theresia-Kakaskasen untuk merayakan misa.

Perjalanan Lotta – Kakaskasen ditempuh kurang lebih satu jam dengan bus. Rm. Terry melalui pengeras suara bertindak sebagai tour guide dan melayani berbagai pertanyaan pemirsa. Sebelum ke Biara Karmel, bus masuk ke kompleks Seminari Menengah tempat pendidikan calon imam yang menerima siswa-siswa Seminari tamatan SMP. Letaknya hanya bersebrangan jalan dengan Biara.

Sore hari kami merayakan misa bersama para Suster Kontemplatif. Karena ini Biara Kontemplatif, tempat duduk para suster dengan Panti Imam dan tempat duduk umat dipisahkan oleh terali besi. Perayaan ekaristi dipimpin Rm. Terry, didampingi Rm. John, Rm. Feighty, P. Bernad dan saya.

Setelah perayaan ekaristi dilanjutkan resepsi bersama dengan para suster yang tempat duduknya juga tetap terpisah. Om Edy sempat menampilkan beberapa permainan sulap di depan para suster. Pukul 21.00 kami meninggalkan Kakaskasen menuju Lotta. Tiba di Lotta segera berbenah karena besok pagi jam 05.00 WITA sudah ada yang harus ke Bandara.

Kembali ke Jakarta
Rabu, 18 Januari kami kembali ke Jakarta. Banyak kisah telah dialami selama lebih dari seminggu di Bumi Minahasa. Sebagai kelompok yang terdiri dari bermacam-macam orang dengan berbagai latar belakang KBKK akan terus ‘menjadi’ murid yang siap melihat, mendengar, mengkuti dan tinggal bersama Yesus.

Tuhan tidak memanggil orang-orang yang mampu, tetapi Dia memampukan orang-orang yang Dia panggil. Di pintu ke luar kedatangan terminal 1 B Bandara Soeta kami berpisah. Terimakasih untuk Tuhan yang setia menyertai dan semua saudara-saudari yang telah berbuat baik. selesai

2 COMMENTS

  1. Mohon sesawi jangan me-romo-kan Pastor kami ya. Kami umat tidak berkenan. Kami umat katolik indonesia tengah n timur lebih bangga menyapa gembala kami dengan PASTOR. Apalagi saya sudah merasakan dan mengalami sendiri perbedaan Pasto” kami yg baik” dan manusiawi dgn romo” jakarta yg gemar gunakn martabat imamatnya membully umat sederhana serta mencabik” harkat martabat kemanusiaannya. Jadi mohon sesawi jangan sembarang meromokan Pastor kami. Pastor” kami merupakan gembala” yg baik bukan predator” ala romo jakarta.

    • Romo adalah sebutan biasa untuk pastor tanpa harus diartikan macam-macam. romo ya pastor, pastor ya romo.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version