
PMBN atau Paseduluran Brayat Minulya Nusantara adalah sebuah persaudaraan atau paseduluran yang beranggotakan para mantan, eks MSF; termasuk seminaris yang pernah mengenyam pendidikan di bawah naungan P. Berthier MS.
Para sedulur ini sangat beragam. Ada yang mengenyam pendidikan di seminari menegahnya MSF yaitu Johaninum milik Provinsi Kalimantan dan Berthinianum jenjang awal Provinsi Jawa. Ada pula yang sudah hingga imamat.
Pada awalnya, hanya mantan pastor MSF saja anggota dan di Jakarta. Namun dalam perkembangan waktu melebar dan meluas dengan menjangkau seluruh mantan MSF yang pernah dalam masa pendidikan spiritual P. Berthier MS. Mulai seminaris, novis, skolastik; bahkan ada yang sudah kaul kekal, dan tahbisan.
PBMN se Indonesia
Paseduluran Brayat Minulya Nusantara adalah paseduluran se-Indonesia. Ada dalam beberapa korwil: Jabodetabek, Semarang, Solo, dan Magelang Jogya, serta Indonesia Timur. Terwadahi dalam WA Grup dan secara rutin mengadakan temu darat.
Beberapa kali setahun berjumpa, berkumpul, dan reuni, saling jumpa lintas angkatan. Wilayah-wilayah, terutama karena kedekatan geografis bisa saling temu darat. Ajang untuk silaturahmi dan juga mengenal sedulur yang sering terlalu terpaut terlalu jauh usia atau jenjang pendidikan.
Dolan bareng sekaligus tatap muka langsung
Akhir-akhir ini lebih cenderung menjadi Acara Dolan Bareng; melepas kepenatan dan sekaligus refresing, ketemu sedulur. Canda tawa yang biasanya hanya terjalin dalam media komunikasi media sosial; kini saatnya ketemu muka dan kini saatnya ketemu muka langsung.
Sebagaimana Minggu tanggal 16 Februari 2025 hari ini, yang punya gawe adalah PBMN Solo Raya. Acaranya adalah mengunjungi sedulur di pojok Kota Boyolali bagian barat utara. Lokasinya sebenarnya lebih dekat dengan Kabupaten Grobogan; tepatnya Juwangi. Berangkat dari Solo pukul 07.00; dengan titik kumpul di Gua Maria Mojosongo menuju Juwangi melalui Kedung Ombo.
20 orang anggota PBMN
Sedulur kali ini yang bisa berkumpul berjumlah 20; terdiri dari para anggota di Semarang, Kudus, Solo, Salatiga. Juga datang dari nun jauh sana: Rm. Tjokro Pr. Dulunya imam MSF, namun kemudian berinkardinasi dengan Keuskupan Agats di Papua. Beliau ini tokoh dan salah satu pendiri PBMN; rajin berinteraksi dengan semua anggota PBMNl baik melalui media maya atau pun jumpa langsung sebagaimana hari ini.
Eka Jaya yang memiliki nama kesayangan sejak Seminari Menengah Berhinianum Pete mengatakan, perjumpaan hari ini memberikan makna komunikasi. Sikap saling membantu, kerjasama dalam paseduluran, saling mengerti, memahami. Dan penting adalah mengingatkan, jika ada yang kebablasen. Tidak egois, ngeyelan, dan mau menang sendiri.
Koordinator Korwil Solo
Hal ini merupakan butir-butir refleksi atas pola komunikasi di WAG yang juga terjadi dalam perjalanan, serta di dalam temu darat. Keindahan paseduluran bisa hilang, jika para anggotanya hanya memikirkan dirinya sendiri, bahasanya ngeyelan dan egois.
Beragam karakter, usia, dan juga jenjang pendidikan itu kadang tidak mudah. Apalagi jika mengedepankan sikap menang sendiri. Mau memahami atau malah maunya dipahami.
Temu darat dengan Temu Peziarahan Pengharapan membawa kebahagiaan bagi sebagian sedulur PBMN yang sempat hadir. Tawa ceria penuh suasana paseduluran yang memang hangat dan khas. Sering dalam masa pendidikan belum pernah bertemu, namun ketika temu darat, seolah saudara lama yang terpisah.
Menyatu karena spiritualitas Keluarga Kudus yang menghidupi. Sampai jumpa di pertemuan berikutnya.
Salam JMJ.
Terima kasih mas Susy Haryawan yang sudah merangkai kata demi kata sehingga menjadi tulisan dan cerita yang enak dan menarik dibaca karena banyak tertuang informasi menarik tentang PBMN dan kiprahnya hingga saat ini. (ayr)
nuwun Mas Bro
terutama dicangkingken tempe Juwanginya
salam JMJ
Mantab Kakak
hooh lah kek dirimu