Home BERITA Pijar Vatikan: Arswendo, Hadiah Terindah bagi Keluarga Kami (31H)

Pijar Vatikan: Arswendo, Hadiah Terindah bagi Keluarga Kami (31H)

1
Peristiwa rekoleksi bersama Arwendo di Paroki Bantar Gebang, Bekasi. (Ist)

SEBAGAI sahabat yang baik, sesibuk apa pun, Mas Wendo selalu menyempatkan hadir pada perayaan keluarga kami.

Bulan Mei tahun 1996, pada peringatan 40 tahun perkawinan Bapak Ibu kami di Aula Gereja Rawamangun, Mas Wendo hadir ikut memberi “ular-ular” bersama Romo Krimanto dan membuat puisi khusus.

Bapak Ibu nampak sangat bahagia mendapat kado istimewa dari Mas Wendo. Kalau menceritakan pesta pancawindu perkawinan itu, yang diingat Bapak saya ya Mas Arswendo dan puisinya.

Ketika saya menikah di Novotel Bogor pada Januari 2005, Mas Wendo juga datang bersama mbak Agnes.

Saya tahu, saat itu aneka perasaan berkecamuk dalam diri Mas Wendo. Tetapi rekaman video wawancara dari EO perkawinan kami, menunjukkan ketulusan Mas Wendo mendoakan kami.

“Semoga adik saya Kunarwoko dan Grace isterinya yang sangat cantik ini, sungguh berbahagia,” begitu harapan Mas Wendo untuk kami.

Kenangan indah yang tak akan saya lupakan dari Mas Wendo adalah kehadiran Mas Wendo pada baptisan anak kedua saya Samantha pada tahun 2013.

Tahun 2013 itu, Paus Fransiskus menyatakan sebagai tahun iman.

Dalam rangka memperingati 50 tahun Konsili Vatikan II, Paus mengajak seluruh umat untuk “retret agung” selama setahun dengan mengadakan pelbagai kegiatan yang memperdalam iman kita.

Kesempatan baptisan anak kami Samantha, kami jadikan kesempatan mengajak umat Paroki Pulo Gebang mengadakan rekoleksi.

Pendalaman iman dalam rekoleksi umat itu temanya “Keluarga Beriman dalam Terang Konsili Vatikan II”.

Romo Mudji SJ, Romo Sudiarjo SJ, Romo Tarigan Pr sebagai Romo Paroki dan tuan rumah, Mas Trias Kuncahyono dari Kompas, Mas Witdarmono dan tentu saja Mas Arswendo menjadi pembicara pada rekoleksi itu.

Aula paroki penuh sesak dihadiri umat yang nampak sangat antusias mengikuti rekoleksi. Acara kami adakan setelah misa baptisan anak saya Samantha.

Sesudah misa, adik saya nyeletuk dengan kocak : “Gek iki ana baptisan nanggap rekoleksi. Nek dudu anake Kunarwoko ra kelakon kuwi.” Baru kali ini ada baptisan nanggap rekoleksi.

Bintang rekoleksi itu tentu saja Arswendo. Semua tertawa terbahak-bahak kalau Mas Wendo memberi contoh yang lucu tapi mengena.

Mas Wendo cerita terakhir datang ke Bekasi, dekat Paroki Pulo Gebang ini karena menemani cucunya nonton Cowboy Cilik. Untuk cucunya, eyang Arswendo itu bukan selebritis, katanya.

Kami sangat terharu, pada sessi tanya jawab, ternyata ada seorang penanya yang ternyata pernah mengawal Arswendo Masuk selnya di Cipinang. Rekoleksi siang itu ternyata mempertemukan sipir dan tahanannya.

Pada hemat saya, itulah hasil terbaik dari rekoleksi itu: semua diikat dalam satu iman, dalam satu keinginan: menjadi lebih baik dalam beriman.

Catatan pribadi dari Arwendo untuk keluarga kami.

Kalau sudah begitu, tak ada lagi pembatas antara iman dan awam, antara gembala dan domba, antara sipir dan tahanannya.

Rekoleksi Umat di Tahun Iman itu ternyata mempersatukan.

Sebelum rekoleksi ditutup dengan doa dan berkat oleh Romo Paroki, Mas Arsendo tiba-tiba menyambar mike dan memanggil saya maju ke depan.

Mas Wendo bilang, acara semacam ini menjadi bukti bahwa dalam iman kita sungguh bisa bersaudara. Dalam iman, kita bisa saling meneguhkan dan menginspirasi.

“Contohnya persaudaraan saya dengan Kunarwoko ini,” katanya.

“Kami sama-sama pencinta Bunda Maria. Anaknya yang dibaptis hari ini juga diberi nama Maria. Buku Horeluya ini saya tulis karena terinspirasi cerita adik saya ini tentang umat yang mendapat pertolongan Bunda Maria.”

Saya tidak bisa berkata apa-apa ketika Mas Wendo lalu menjabat tangan saya dan memberi buku Horeluya itu.

Di balik cover buku itu Mas Wendo menulis: “Disertai salam dan terima kasih atas ide cerita Bunda Maria, buat Adinda Kunarwoko dan Grace Juliana, saat baptisan Samantha Grazia Kunarwoko: 20 Oktober 2013. Dari pengarang buku ini : Arswendo Atmowiloto”.

Terima kasih Mas Wendo untuk hadiah terindah penjenengan. (Berlanjut)

http://www.sesawi.net/pijar-vatikan-pewarta-iman-yang-tak-pernah-lelah-puisi-sosok-pastor-dambaan-umat-31f/

1 COMMENT

  1. Saya sejak kecil kagum dwngan tulisan arswendo atmowiloto. Trimakasih Rm Mudji atas sharing indahnya perjalanan syukur seorang pewarta Sabda melalui tulisan.. semoga Pak Wendo bahagia di surga.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version