Di kalangan para wartawan, Superior Jesuit ini termasuk sosok yang paling ngetop dan paling laris dicari. Sudah bukan rahasia lagi, para wartawan, para Vatikanis (pengamat masalah Vatikan), dan para politikus selalu memandang Jesuit sebagai ordo yang sangat disegani. Kiprah para Jesuit, dinilai sebagai “trend setter” sikap-sikap Gereja masa kini.
Sebut saja peranan para Jesuit di Amerika Latin, yang memberi angin pada tumbuhnya teologi-teologi pembebasan. Juga peranan penting yang disandang sejumah universitas terkemuka asuhan para Jesuit di Amerika (Georgetown, Loyola, Fordham ,dsb), di Jepang (Sophia), di Filipina (Ateneo de Manila) dsb.
Saking besarnya pengaruh Jesuit (termasuk di mata para wartawan dan politisi), maka siapa pun Jendreal Jesuit, akan selalu mendapat julukan “Papa Nero” (Paus berjubah hitam). Jenderal jubah hitam itu bukan paus (yang jubahnya putih), tetapi pengaruhnya sudah seperti paus. Tentu saja para Jesuit biasanya rendah hati untuk tidak mengiyakan saja pendapat dan julukan yang berlebihan ini.
Pada penutupan Sinode Agung 25 Oktober yang lalu, para wartawan cetak maupun elektronik mencatat pernyataan Pater Jenderal Jesuit Adolfo Nikolas SJ yang sangat menarik:
“Kami para peserta Sinode Agung ini, sebenarnya sangat terinspirasi oleh Steve Jobs (pendiri perusahaan raksasa Apple). Steve pernah bilang: “saya lebih tertarik pada permintaan konsumen daripada permintaan produsen”.
Ketika para wartawan mau mengejar pernyataan Pater Adolfo yang unik ini, buru-buru orang nomor 1 Jesuit ini mengelak. Sambil tersenyum, Jenderal Jesuit kelahiran Spanyol ini menambahkan: “Kalian tahulah, siapa kami ini dalam konteks pernyataan Steve Jobs itu. Kami ini kan para “produsen” bukan “konsumen”!.
Dengan mengutip pernyataan Steve Jobs itu, Pater Jenderal SJ ini sebenarnya mau mengatakan bahwa sebagus apa pun sebuah pertemuan semacam Sinode Agung ini, pada akhirnya harus dikembalikan kepada umat. Apakah umat mendapat manfaatnya dan merasakan buahnya, itu ukurannya!.
Jenderal Ordo Jesuit ini menyadari bahwa 250 orang uskup, imam, dan awam di bawah pimpinan paus yang datang pada sinode ini adalah para “produsen” bukan “konsumen”. Para “produsen” itu tahu dan sadar bahwa pertemuan 3 pekan itu tidak akan cukup membahas tema yang begitu besar yaitu “evangelisasi baru”. (Bersambung)
Artikel terkait: Pijar Vatikan II di Tahun Iman: “Kami Terinspirasi Steve Jobs,” Kata Pater Jenderal Jesuit (9B)