Bacaan 1: Yes 50:4 – 9a
Injil: Mat 26:14 – 25
AKSI pengkhianatan biasanya datang dari orang dalam, orang kepercayaan yang paham situasi. Dalam politik dan pemerintahan sering kita lihat, ada saja tiba-tiba seseorang menyeberang ke kubu lawan.
Dalam percintaan, tidak sedikit kita dengar bagaimana seorang teman tega merebut pacar sahabatnya.
Kalau kata Anang, “Kau khianati hati ini, kau curangi aku.”
Julius Caesar ditusuk beramai-ramai, bahkan oleh sahabatnya sendiri, yaitu Brutus.
Dalam bacaan Injil dikisahkan bagaimana salah seorang rasul Tuhan Yesus, yaitu Yudas Iskariot pergi kepada para imam kepala.
“Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?”
Setelah para imam kepala memberinya uang tiga puluh uang perak, lalu Yudas pergi “mencari kesempatan yang baik” untuk menyerahkan-Nya.
Menarik untuk dicermati ada kata “mencari kesempatan yang baik” adalah kalimat yang sama diucapkan iblis saat menggoda Tuhan Yesus.
Hal menarik lainnya adalah sapaan Yudas Iskariot kepada Yesus, “Bukan aku ya Rabbi?”.
Disaat para murid lainnya sudah menyebut Yesus sebagai Tuhan namun Yudas masih menyebut-Nya “Rabbi”.
Menandakan bahwa tingkat keimanan Yudas Iskariot masih sangat dangkal.
Tuhan Yesus memilih para rasul-Nya dari orang-orang sederhana. Ia membangun keimanan mereka dari awal dengan baik.
Demikian juga sebenarnya Ia menaruh harapan kepada Yudas Iskariot agar mencapai tingkat keimanan seperti yang diharapkan-Nya, yaitu memahami Yesus sebagai Tuhan.
Tuhan Yesus memberi kesempatan kepadanya,
“Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.
Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.”
Sebuah teguran dan sekaligus pilihan hidup kepada Yudas Iskariot.
Namun Yudas Iskariot tetap pada pendiriannya yang masih menganggap Yesus sebagai Rabbi (Guru) dan menyerahkan-Nya kepada para imam kepala.
Jika Yudas Iskariot tidak taat maka Nabi Yesaya menubuatkan hamba yang taat. Hamba yang dikaruniai lidah dan telinga seorang murid yang taat. Tidak membantah saat diajar sebab tujuannya adalah baik dan benar.
“Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.”
Pesan hari ini
Yesus memberikan roti kepada Yudas Iskariot agar tetap hidup, namun ia tetap memilih menyerahkan-Nya.
Hidup adalah sebuah pilihan, mau menjadi murid yang setia dan taat seperti dinubuatkan Yesaya atau berkhianat seperti Yudas Iskariot?
“Luka terburuk adalah sebuah pengkhianatan seorang sahabat. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”