Puncta 17.10.23
PW. St. Ignatius dari Antiokhia, Uskup dan Martir
Lukas 11: 37-41
PENAMPILAN seorang pesohor, artis atau public figure memang selalu menjadi sorotan. Apalagi sekelas artis Hollywood, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki menjadi pusat perhatian.
Kalau ada kesalahan sedikit saja, pasti jadi bahan berita kaum paparazzi atau orang yang suka iseng.
Whitney Houston pernah keluar kamar hotel tidak pakai sandal saja, jadi berita heboh di medsos.
Foto Keanu Reeves bintang film yang dermawan itu duduk di pinggir jalan tanpa alas kaki tersebar luas di mana-mana.
Puteri Diana, isteri Pangeran Charles, menjadi kejaran para paparazzi dan menjadi berita heboh saat sedang berlibur di suatu pantai.
Hal-hal kecil dari para public figure bisa jadi berita laris. Tindakan sekecil apa pun akan disorot dan dijadikan masalah. Apalagi kalau ada orang yang tidak senang.
Yesus masuk ke rumah seorang Farisi. Ia diundang makan di sana. Ia langsung duduk dan makan. Tetapi orang Farisi yang taat hukum melihat Yesus tidak mencuci tangan. Mereka heran karena Yesus tidak mentaati hukum Taurat.
Kaum Farisi sangat ketat melaksanakan hukum. Maka ketika ada orang yang tidak taat hukum, mereka gusar dan tidak terima.
Mereka anggap aturan adalah segalanya. Tidak taat aturan berarti dosa, najis, kotor dan tidak pantas.
Yesus mengkritik perilaku munafik mereka. “Kalian memberisihkan cawan dan pinggan bagian luar, tetapi bagian dalam dirimu penuh rampasan dan kejahatan,” kata Yesus dengan keras.
Bukan penampilan luar yang penting tetapi dalamnya yang harus dibersihkan dan dimurnikan. “Berikanlah isinya sebagai sedekah, dan semuanya akan menjadi bersih bagimu,” lanjut Yesus.
Jangan jatuh pada kemunafikan.
Kita seringkali mudah terjebak pada hal-hal luar saja, tetapi tidak peduli dalamnya keropos dan busuk.
Memelihara isi hati dan batin kita itu penting. Jika hati dan pikiran yang ada di dalam itu bersih, maka sikap yang keluar juga jadi bersih.
Mari kita bersihkan hati dan pikiran dahulu, supaya kita memandang keluar dengan bening dan jernih. Tidak mudah untuk menghakimi orang lain.
Naik pesawat bersama Kim Kardhasian,
Ditemani secuil roti dan segelas minuman.
Hati yang positif menghasilkan kebaikan,
Hati yang negatif membuahkan kejahatan.
Cawas, positif thinking akan lebih baik