SOSOK ibu menjadi figur sangat dominan dalam perjalanan hidup Irwan Hidayat, orang penting di balik suksesnya perusahaan jamu asli Indonesia PT Sido Muncul.
Perusahaan keluarga ini sudah merenda bisnis jualan jamu sejak tahun 1951. Namun sukses besar PT Sido Muncul, demikian penuturan Irwan Hidayat awal Oktober 2015, “PT Sido Muncul baru berhasil merenda sukses, setelah kian banyak tahun terlewati sejak 1951,” ungkap Presdir PT Sido Muncul ini.
Kurun tahun 1969-1970-an adalah momen penting yang pernah dia alami sebagai orang beriman. Sekali waktu, kata Irwan Hidayat, dirinya sampai terlelap tidur saat tengah hari. Tidurnya begitu nyenyak hingga tanpa sadar baru terbangun, ketika matahari sudah beranjak ke barat dan petang hari sudah mulai turun.
“Dalam tidur panjang itu, saya bermimpi berdoa rosario dan bertemu Bunda Maria,” kata Irwan di sebuah sesi berbagi pengalaman iman pada acara penggalangan dana.
Dalam mimpi rohani tersebut, kata Irwan, Bunda Maria mengatakan kurang lebih begini: “Saya memberkati Sido Muncul dan karenanya kamu harus berbakti kepada ibumu,” ungkap Irwan Hidayat menirukan ‘suara’ dalam mimpi rohani tersebut.
Berbakti pada ibu
Inti mimpi itu adalah pesan penting agar dirinya sebagai anak selalu berbakti kepada orangtua, terutama pada ibu. “Sejak mimpi itulah, saya selalu menaruh hormat besar kepada mama saya, ibu yang telah melahirkan saya dan merintis PT Sido Muncul,” ungkapnya tanpa ragu.
Sebegitu pentingnya peran ibu dalam perjalanan iman dan bisnisnya, Irwan Hidayat sampai mengatakan bahwa sebelum datang menghadiri acara penggalangan dana, dia lebih dulu menyempatkan diri datang sowan mengunjungi ibunya. “Setelah mendarat di Jakarta usai perjalanan ke Labuan Bajo di Flores, saya dipanggil mama dan perlu menyediakan waktu menemui mama sebelum akhirnya saya datang ke sini, ” ungkapnya mengawali sharing imannya.
Kini mamanya sudah berumur 88 tahun dan karena rasa hormat yang sedemikian besar kepada ibu yang telah melahirkannya itulah, Irwan Hidayat selalu menyempatkan datang menemui ibunya setiap kali dipanggil untuk datang sowan. Kalau tidak, katanya kemudian, “Bisa-bisa didamprat sebagai anak kurang berbudi kepada orangtua,” ujarnya.
Sejak mimpi “bertemu” Bunda Maria dan menunjukkan darma baktinya kepada ibunya itulah, bisnis ekspansi Sido Muncul berjalan mulus. Inilah yang disebut Irwan Hidayat sebagai ‘campur tangan’ Tuhan dalam merenda sukses menjalankan bisnis jualan jamu tradisional.
Suara Tuhan melalui pemimpin agama
Yang kedua adalah jangan pernah menganggap sepi “suara Tuhan” melalui pemimpin agama.
Ini dialami Irwan Hidayat, ketika sekali waktu bertemu Mgr. Ignatius Suharyo yang waktu itu masih menjabat Uskup Agung Semarang. Saat ngobrol santai, katanya, tiba-tiba Uskup Agung Semarang itu datang menghampirinya dan kemudian nyeletuk menyampaikan ide yang tak disangka-sangka.
“Mengapa, misalnya, tidak memakai petinju Chris Jon sebagai bintang iklan untuk produk Sido MUncul?,” kata Irwan Hidayat menirukan ‘imbauan’ Mgr. Ignatius Suharyo di Keuskupan Agung Semarang waktu itu.
Padahal, sambungnya, sudah beberapa kali proposal iklan dengan bintang Chris Jon sudah banyak kali dia tolak. “Tapi karena yang ngomong itu Bapak Uskup –wakil Tuhan di dunia—makanya imbauan beliau langsung saya setujui,” katanya kemudian.
Presdir PT Sido Muncul Irwan Hidayat: Mau Sukses, Ingatlah Ibu dan Tuhan (1)
Pagi hari menolak Chris Jon, katanya menirukan suaranya sendiri, sore hari mengiyakan petinju ini jadi bintang iklan Sido Muncul. “Sekretaris saya Lia sempat memprotes saya, kok cepat nian mlenca-mlence (sering gampang berganti ide atau sikap hidup), ” ungkapnya terus terang.
Begitu akhirnya mengkasting Chris Jon sebagai bintang iklan Sido Muncul, selain (alm.) Mbah Maridjan, tanpa dinyana sebelumnya, omzet penjualan Sido Muncul meroket tajam. “Tidak pernah ada dalam sejarah Sido Muncul, omzet penjualan kami sampai 6 kali lebih banyak dari masa-masa sebelumnya,” kenang Irwan Hidayat mensyukuri kata hatinya mau menuruti ‘suara Tuhan’ melalui Bapak Uskup.
Sekarang ini, PT Sido Muncul tentu sudah masuk di jajaran bisnis jamu skala raksasa. Meski boleh dibilang sukses sebagai pengusaha papan atas, Irwan Hidayat tetaplah sosok pribadi sangat sederhana. Kemana-mana selalu berpakaian kasual dan memakai sepatu apa adanya tanpa kaos kaki.
Di balik kesederhanaan itu, Irwan Hidayat adalah sosok filantropis yang punya semangat peduli yang besar kepada orang lain. Itulah sebabnya, selama hampir dua dekade ini, PT Sido Muncul selalu menjadi yang terdepan dalam menggelar aksi filantropis dengan menyediakan sarana mudik gratis untuk para bakul jamu gendong setiap kali menjelang Lebaran.
Para penjual jamu gendong yang semuanya kaum perempuan menjadi pusat perhatiannya setiap kali menggelar program Mudik Gratis bersama Sido Muncul.
Mereka adalah ibu bagi anak-anaknya, maka dari itu keluarganya pun diboyong Sido Muncul untuk bisa mudik gratis pulang kampung.
“Dengan memberi banyak, maka akan mendapat dua kali lebih besar lagi,” katanya menerangkan filosofi filantropisnya.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Inspiratif.
Semoga menjadi inspirasi dan teladan bagi kaum muda katolik.