CINTAI Rupiah. Uang hasil kolekte sebaiknya jangan pernah dlipat-lipat. Juga jangan dibuat “kapal terbang”.
Gereja Santo Paulus Paroki Kleco Solo pada Minggu, 15 Desember 2024 pukul 07.30, mendapat kesempatan menerima kunjungan Bank Indonesia. Terjadi dalam Program Serunai Bank Indonesia. Artinya adalah Semarak Rupiah di Hari Natal Penuh Damai.
Kunjungan tim Program Serunai Bank Indonesia ini dihadiri Dewan Paroki, Ketua Wilayah, dan Ketua Lingkungan serta umat.
Edukasi memperlakukan mata uang rupiah
Tujuan kunjungan dari BI untuk melakukan edukasi kecintaan memperlakukan uang rupiah dan memberikan kesempatan umat untuk memiliki uang rupiah yang layak edar.
Saat sambutan menerima kunjungan BI, Kepala Paroki Santo Paulus Kleco menyampaikan ucapan terimakasih dan berharap umat mau memperlakukan mata uang rupiah dengan baik. karena sering ada praktik umat memasukkan uang kolekte dengan cara melipat uang.
“Ada umat yang memasukkan uang kolekte dengan melipat dan membentuk burung, kapal terbang dan kapal-kapalan. Harapannya ke depan hal itu tidak dilakukan sebagai wujud mencintai rupiah sebagai alat tukar,” kata Romo Aloysius Kriswinarto MSF.
Cintai Rupiah dengan 5J
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo Riyanto Cahyo Sumirat mengajak umat senantiasa mencintai rupiah. Dengan mengingat 5 hal yang akrab disingkat 5J yakni:
- Jangan dilipat.
- Jangan distepples.
- Jangan dibasahi.
- Jangan dicoret.
- Jangan diremas.
- Hal ini dilakukan agar kualitas uang dapat terjaga dengan baik.
Pada kesempatan yang sama. Riyanto mengajak umat Paroki Kleco sebagai bagian masyarakat tidak berbelanja berlebihan. Belanja secukupnya agar tidak menimbulkan efek inflasi.
Penukaran uang
BI juga memberikan kesempatan umat melakukan penukaran uang layak dalam pecahan Rupiah dua puluh ribu, sepuluh ribu, lima ribu, dua ribu dan seribu; dengan maksimal penukaran paket sebesar empat juta rupiah.
Tampak umat bersukacita melakukan penukaran yang dilayani Bank Indonesia.