Home BERITA Promulgasi RIKAS Peradaban Kasih di Girlan Ungaran

Promulgasi RIKAS Peradaban Kasih di Girlan Ungaran

0
Paduan suara para Suster Abdi Kristus (AK)

UNGARAN (Selasa, 08/12/2015), Perayaan Ekaristi Harian di Girlan (pinggir jalan) Ungaran yakni di Gereja Kristus Raja Ungaran kali ini beda. Biasanya, tiap hari Selasa, Perayaan Ekaristi dilaksanakan dalam bahasa Jawa namun tidak kali ini, yakni dengan menggunakan Bahasa Indonesia dan disemarakkan dengan paduan suara para Suster Abdi Kristus (AK). Kecuali itu, yang ikut Misa Harian juga lebih banyak dari biasanya, mulai dari anak-anak, remaja, orang muda, dewasa hingga lansia. Termasuk di dalamnya para pengurus Dewan Paroki Ungaran.

Suasana meriah ini dilaksanakan dalam rangka tiga hal. Pertama, syukur atas Hari Raya Santa Maria Dikandung Tanpa Dosa. Kedua, syukur atas pembukaan Tahun Yubileum Agung Kerahiman Allah yang dimulai tanggal 08 Desember 2015 dan akan ditutup pada tanggal 20 November 2016. Ketiga, syukur atas promulgasi RIKAS, yakni Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang 2016-2035 dengan visi mewujudkan peradaban kasih dalam masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat dan beriman.

Perayaan Ekaristi pun dilaksanakan secara konselebrasi dengan Romo Aloys Budi Purnomo Pr sebagai selebran utama dan Romo Yakobus Yudarmadi sebagai konselebran sekaligus pembaca promulgasi RIKAS Peradaban Kasih. Promulgasi RIKAS 2016-2035 dibacakan pada awal Perayaan Ekaristi dan dibawa sebagai intensi utama dalam perayaan tersebut. Dalam promulgasi tersebut, Romo Darmadi menyampaikan kepada umat bahwa RIKAS 2016-2035 merupakan panduan pastoral untuk mewujudkan peradaban kasih di tengah masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat dan beriman.

Dalam homilinya, Romo Budi yang merupakan pastor pembantu di Ungaran sekaligus sebagai delegatus Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang mengajak umat untuk menjadi umat yang bahagia, bergembira dan bersukacita karena kerahiman Allah selalu ditawarkan berlimpah kepada umat. Kecuali itu, umat juga diajak untuk memberikan kesaksian tentang kerahiman Allah tersebut dan mewujudkan kesaksian itu melalui peradaban kasih. Peradaban kasih dimulai melalui tutur kata yang baik terhadap sesama. Tutur kata yang baik akan membawa berkah dalam kehidupan bersama yang sejahtera, bermartabat dan beriman. Oleh sebab itu, umat diajak untuk saling mendoakan agar kecenderungan menjadikan lidah kita sebagai lidah ular diubah menjadi lidah kasih; sebab lidah ular telah memecah belah dan menghancurkan seperti lidah ular yang menggoda manusia pertama Hawa dan Adam hingga jatuh dalam dosa; sedangkan lidah kasih akan membawa perdamaian dan menyatakan kerahiman Allah dalam kehidupan. Lidah kasih menjadi sarana untuk saling menyatakan karunia dan berkat satu terhadap yang lain.

9 Des - Berita - Rm Aloysius - Pic 2

Meski Misa Harian menjadi lebih lama dari biasanya, namun seusai Perayaan Ekaristi, umat masih saling berjabat tangan dan saling sapa, baik di antara umat maupun antara umat dan pastor. Mereka tidak segera kabur melainkan berbaur dalam suasana persaudaraan penuh kasih dan keramahtamahan. Dari situlah pula, peradaban kasih pun bisa dihayati secara sederhana. Selamat menyambut Tahun Yubileum Agung Kerahiman dan membangun peradaban kasih di antara umat dan masyarakat.***

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version