Jumat 1 Desember 2023.
- Dan. 7:2-14.
- MT Dan. 3:75-81.
- Luk. 21:29-33.
SEPANJANG sejarah, pepohonan telah memenuhi kita dengan keajaiban dan memicu imajinasi kita.
Pohon baik untuk jiwa. Pohon penting untuk udara yang kita hirup, dan pohon memberikan contoh kekuatan serta ketekunan yang agung dalam menghadapi kesulitan.
Semua pohon tumbuh melalui sebuah proses yang tak bisa dilewati begitu saja.
Pohon yang besar tidaklah tumbuh dengan seketika; namun tumbuh melalui proses. Mulai dari sebuah biji nan kecil berkembang menjadi benih dan terus tumbuh menjadi pohon yang besar.
Proses menjadi pohon yang besar pun tidaklah mudah, harus melalui seleksi alam di mana benih yang tumbuh harus mampu bertahan menghadapi berbagai kondisi dan cuaca yang terkadang panas menyengat dan tidak jarang pula hujan maha lebat menghampirinya.
“Kamu harus belajar dari pohon kelapa,” kata seorang bapak. “Setiap bagian dari pohon kelapa punya manfaat, mulai dari akar, batang, buah, ranting, sampai daunnya,” lanjutnya.
“Ini berarti bahwa kita sebagai manusia juga idealnya mesti bisa memberikan manfaat buat orang di sekitar kita,” ujarnya.
“Selain itu, pohon kelapa juga dikenal mudah beradaptasi meskipun di tengah iklim yang nggak menentu,” katanya lagi. “Di atas gunung, di pinggir pantai, pohon kelapa bisa tumbuh dan bertahan,” sambungnya.
“Belajar dari hal ini, kita mesti bisa terus beradaptasi seiring dengan berkembangnya zaman dan segala dinamikanya,” tegasnya.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian.Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: “Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja.
Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat.”
Saat pohon-pohon bertunas, itulah musim semi. Musim semi adalah harapan ketika musim dingin yang mencekam menakutkan berakhir.
Yesus menghendaki agar setiap orang dengan aneka pergumulannya, janganlah tenggelam dalam ketakutan seperti orang yang tak berpengharapan di “musim dingin”.
Percayalah, musim semi akan datang. Kedatangan musim semi harusnya semakin menguatkan harapan bahwa musim panas akan tiba juga.
Saat musim panas tiba, setiap orang akan menikmati kebebasannya, demikian juga segala tumbuhan boleh mengalami pertumbuhan dan buah yang penuh.
Yesus adalah “musim panas” yang dinanti. Dialah Sang Matahari sejati yang akan membebaskan setiap orang beriman dari ketakutan dan belenggu ketidakpastian.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku melihat bahwa Yesus adalah harapan sejati kehidupanku?