Renungan Harian
15 Juni 2022
Bacaan I: 2Raj 2:1. 6-14
Injil: Mat. 6: 1-6. 16-18
BULAN Puasa atau Bulan Ramadhan tahun ini terasa amat berbeda dengan bulan-bulan puasa tahun-tahun sebelumnya. Hal yang paling mencolok menunjukkan perbedaan itu adalah suasana orang berjualan makanan.
Bila pada tahun-tahun sebelumnya hampir semua orang berjualan makanan tutup atau buka pada sore hari, tahun ini hampir semua orang berjualan makanan tidak ada yang tutup.
Orang dengan mudah mencari makan di pagi maupun siang hari dan lagi tempat-tempat orang berjualan makanan tetap dipenuhi para pembeli.
Hal kedua yang mencolok adalah bila tahun-tahun sebelumnya selalu banyak berita tentang penutupan tempat-tempat orang berjualan makanan yang tidak jarang disertai dengan kekerasan; pada tahun ini hampir tidak ada berita tentang penutupan tempat orang berjualan makanan.
Saya tidak tahu persis apakah orang berjualan dibiarkan sebagai akibat pandemi atau alasan kesadaran baru. Setelah hampir dua tahun lebih orang berjualan makanan tidak bisa berjualan karena pandemi dan pada saat Bulan Puasa mulai dilonggarkan sehingga mereka dibiarkan berjualan.
Atau sebuah kesadaran baru bahwa puasa adalah kegiatan pribadi. Sebuah pilihan dan keputusan pribadi untuk menjalankan ibadah. Mereka yang menjalankan ibadah puasa tidak terpengaruh oleh adanya orang jualan atau tidak.
Bahkan seorang teman yang menjalankan ibadah puasa mengatakan: “Puasa tahun ini terasa istimewa bagi saya, karena puasa jadi lebih berarti. Ada banyak tantangan dan godaan dan itu makna puasa menahan diri jadi lebih afdol. Kenyataannya orang jualan tidak menggoyahkan niat saya untuk beribadah.”
“Selama ini ada pandangan bahwa orang berjualan itu mengganggu mereka yang menjalanan ibadah puasa atau pun tidak menghormati. Kenyataannya saya tidak merasa terganggu dan juga tidak merasa dihinakan.
Orang tidak harus menunjukkan bahwa dirinya berpuasa dengan melarang orang berjualan, orang tidak perlu mendapatkan hormat ketika menjalankan ibadah. Orang menjalankan ibadah berharap berkat tetapi tidak berarti mengorbankan orang lain.”
Pendapat teman saya itu memaknai sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Matius: “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di depan orang supaya dilihat. Sebab jika demikian kalian tidak memperoleh upah dari Bapamu di surga.”
Janganlah menjalankan perbuatan baik demi sebuah pujian. Pujian adalah dari perubahan yang terjadi karena perbuatan baik.