YANG kukasihi Mgr. Johannes Pujasumarta
dan kuhormati dengan segenap jiwaku
berkenanlah memaafkan daku
sebab di Saat terpenting Misa Requiem
menjelang pemakaman Jenazah Nandalem
baik Saat di Gereja Katedral Semarang
maupun di Seminari Tinggi Kentungan
kutakbisa Sowan mengingat jadwalku
yang menyangkut pihak Lain
yang tak mungkin dibatalkan
saat Misa Requiem di Katedral Semarang
kuharus berada di Seminari Mertoyudan
untuk menjadi Juri lomba Musikalisasi Puisi
saat Misa Requiem di Seminari Kentungan
kuharus mewakili Gereja Katolik
untuk jadi narasumber dalam acara
yang diselenggarakan MUI Jawa Tengah
yakni Majelis Ulama Indonesia di Semarang
tentang Perlindungan Umat Beragama
sungguh Sedih rasa hatiku karenanya
bahwa kutakbisa ikut kedua Misa Requiem itu
namun kuBahagia boleh Ikut serta
dalam pemberangkatan Panjenengan
dari Kapel Rumah Sakit Elisabeth Semarang
menuju Gereja Katedral kita
dan dari Gereja Katedral kita
menuju Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan
juga kuBahagia boleh ikut serta
dalam Misa Pagi di Gereja Katedral kita
dan sebelum Misa Pagi itu
kuboleh Ibadat Brevir di samping Panjenengan
sambil kubisikkan kalimat,
“Monsinyur, mari Ibadat Brevir Pagi berdua!”
dan di mata jiwaku
tampak jelas Panjenengan Tersenyum
dan di akhir Brevir
tibaTiba dua Suster OSF yang tak kukenal
memintaku membuka tutup peti
sebab mereka hendak merawat Wajah Panjenengan
agar tetap Bersih dan Segar
selama dua Suster OSF tersebut bekerja
kuboleh berdiri di dekat kaki Panjenengan
dan sambil mengelus Kaki Panjenengan
kuberkata, “Monsinyur, dibersihkan ya,
biar Segar dan Ceria…”
dan aku pun ndremimil sendiri Berdoa
berterima kasih atas Teladan dan Perhatian
yang Selama ini kami terima
sesudah kedua Suster itu selesai
kembali kupasang tutup peti itu
yang dari Kaca
lalu kuberdoa lagi Doa Koronka
saat itu pukul 05.00 WIB
di hari Kamis pagi
sesudah itu Banyak sekali Umat
yang berdatangan untuk berdoa
di dekat Panjenengan
sangat banyak silih berganti mengalir
hingga menjelang Misa Pagi dimulai
saat kuumumkan kepada Umat
agar berhenti sejenak
sebab Misa Pagi akan segera dimulai
sungguh kubahagia
boleh mengalami itu Semua
juga kubahagia
boleh menggadirkan Kiai Budi Hardjono
agar menari Sufi untuk Panjenengan
malam sebelumnya kusudah minta ijin
kepada Romo I. Triatmoko, Sekjen
dan paginya rencana itu kusampaikan
kepada Romo FX. Sukendar, Vikjen
sebelum Panjenengan wafat
syukurlah Kiai Budi datang tepat waktu
meski untuk itu harus ngebut dari Tuban
dan segera pulang sesudah kutelpon
dengan kabar duka wafat Panjenengan
itu semua membahagiakanku
semoga Panjenenganpun berkenan
dan Bahagia pula
tetapi sekali lagi Maafkan daku
sebab di Saat terpenting Misa Requiem
menjelang pemakaman Jenazah Nandalem
baik Saat di Gereja Katedral Semarang
maupun di Seminari Tinggi Kentungan
kutakbisa Sowan mengingat jadwalku
yang menyangkut pihak Lain
yang tak mungkin dibatalkan
sugeng tindak Sowan
menghadap Bapa bersama Putra dan Roh Kudus
di Sorga
saling Mendoakan
pada saatnya Kita berjumpa di sorga pula
antara Ungaran – Semarang
Jumat, 13.11.2015
»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶
Sent from my heart of abudhenkpr
“abdi Dalem palawija”
Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan
Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang
Kredit foto: Ist