Home BERITA Puncta 02.01.21: Jujur dan Rendah Hati

Puncta 02.01.21: Jujur dan Rendah Hati

0
Mahatma Gandhi berjuang tanpa kekerasan. (Ist)


PW. St. Basilius Agung dan St. Gregorius dari Nazianse, uskup dan Pujangga Gereja.
Yohanes 1:19-28

SIAPA tidak mengenal Mahatma Gandhi?

“Mahatma” berarti jiwa yang agung. Ia adalah rasul gerakan tanpa kekerasan di abad dua puluh.

Kharisma pribadinya bisa menghipnotis semua orang. Walaupun dia hanyalah seorang pria kurus tanpa kekuasaan, harta atau kedudukan. Ia bukan komandan pasukan atau penguasa negeri adidaya.

Tetapi semua pemimpin dunia menghormatinya sebagai duta pembawa perdamaian, bukan hanya untuk India, tetapi seluruh dunia.

Kerendahan hati dan kebenaran itulah prinsip utamanya. Ketika menyelesaikan konflik Hindu-Islam, Gandhi berkata, “Meski anda adalah satu-satunya minoritas yang ada, kebenaran tetaplah kebenaran.”

Dia tidak hanya memikirkan mayoritas agamanya.

Kerendahan hati dan kebenaran itu diperjuangkan secara konsisten. Dengan “Satyagraha” ia berjuang tanpa kekerasan.

Itu selaras dengan istilah Jawa, “Ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake.” Artinya melawan tanpa bala tentara, menang namun tidak merendahkan.

Orang yang sombong, jumawa sok kuasa pada akhirnya akan kalah dengan prinsip belas kasih dan kerendahan hati.

Gandhi telah memberi contoh kepada kita semua.

Hari ini ditampilkan tokoh yang jujur dan rendah hati yakni Yohanes Pembaptis. Yohanes dengan jujur mengaku dan tidak berdusta bahwa dia bukan Mesias.

Ia berterus terang bahwa tugasnya hanya mempersiapkan Sang Mesias. Ia bukan tokoh utama, orang penting atau penguasa. Yohanes jujur mengaku ia bukan siapa-siapa.

Kerendahan hatinya nampak dari sikapnya, “Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak pantas.”

Membuka tali kasut adalah tugas hamba, budak. Menjadi budak-Nya pun, ia mengaku tidak layak. Betapa dalamnya kerendahan hati Yohanes.

Marilah kita belajar dari Yohanes, Gandhi dan pribadi-pribadi unggul yang hebat bukan karena kuasa, harta atau popularitas, tetapi karena integritasnya yang tanpa pamrih, berjuang bukan untuk diri pribadi tetapi untuk kebaikan dunia.

Mengintip lewat lubang yang sempit.
Mengendap-endap di samping jendela.
Jujur dan rendah hati tidaklah sulit.
Ia dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana.

Cawas, tahun baru, semangat baru…

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version