SUATU hari Nasrudin menghadiri pesta. Dia hanya memakai baju tua dan jelek. Tak seorang pun menyambutnya. Ia kecewa dan pulang. Tak lama ia datang dengan baju baru dan mewah.
Tuan rumah menyambutnya dengan ramah. Dia diberi tempat terhormat dan hidangan mewah. Tapi Nasrudin langsung melepas bajunya dan berkata, “Hei baju baru, makanlah. Makan sepuas-puasnya.
Dia memberi alasan, “Waktu aku datang dengan baju tua, tak seorang pun memberi aku makan. Tapi waktu aku kembali dengan baju indah ini, aku mendapatkan tempat yang bagus dan makanan lezat. Tentu saja ini hak bajuku, bukan untukku”.
Yesus mengingatkan kita saat dalam pesta perjamuan, supaya kita merendahkan diri. Bukan untuk cari muka tetapi dengan tulus melakukannya.
Kita diingatkan “Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Kebaikan orang itu bukan karena penampilannya, statusnya, jabatannya, tetapi dari sikapnya yang tulus menghargai orang lain. Barangsiapa mau menghargai – dengan kata lain dia merendahkan dirinya – maka, dia juga akan dihormati, ditinggikan.
Belajarlah dari padi. Semakin bernas, semakin merundukkan dirinya. Memanen padi masak di sawah. Dipetik orang setengah tampi.
Kalau kita mau menunduk ke bawah. Orang lain menjunjung kita tinggi-tinggi. Berkah Dalem.